REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang jenderal penting Amerika Serikat (AS), Selasa (6/3), mengatakan ia berencana akan mengunjungi Pakistan dalam 10 hari ke depan untuk berunding. Perundingan itu diharapkan dapat membuka kembali perbatasan bagi pasokan untuk pasukan NATO di Afghanistan.
Rute-rute vital itu tertutup bagi truk-truk yang mengangkut pasokan untuk pasukan koalisi sejak November 2011. Saat itu terjadi serangan udara AS menewaskan 24 tentara Pakistan dalam satu insiden yang tidak disengaja yang membuat Islamabad berang.
Jenderal James Mattis, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah dan Afghanistan sebagai komandan Komando Tengah, mengatakan NATO mengirim pasokan untuk pasukan di Afghanistan dengan menggunakan rute-rute perbatasan utaranya serta melalui pesawat. Tetapi ia mengatakan jalan-jalan melalui Pakistan diperlukan untuk melaksanakan rencana penarikan pasukan AS.
AS mengurangi pasukannya dari hampir 90.000 personil menjadi 68.000 personil pada akhir September. "Akan tetapi untuk penarikan dari Afghanistan kami melalui jalan darat yang memerlukan komunikasi dengan Pakistan. Sejauh ini status diskusi itu, saya akan terbang ke Pakistan sekitar 10 hari dan kami akan membuka kembali diskusi-diskusi," kata Mattis kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, seperti diberitakan AFP, Rabu (7/3).
Para pejabat AS menyatakan optimisme bahwa Pakistan akan segera membuka kembali perbatasan itu apabila parlemen membahas hubungan AS-Pakistan selesai Mattis mengatakan pembahasan itu akan selesai pada saat ia tiba untuk melakuan perundingan.