REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Presiden Kolombia, Rabu (7/3), bertemu dengan timpalannya dari Kuba dan Venezuela untuk menghentikan negara-negara sayap kiri dari memboikot konferensi tingkat tinggi (KTT) Amerika yang akan dia selenggarakan bulan depan. Kontroversi itu mengenai diundang atau tidaknya negara yang diperintah komunis itu ke KTT tersebut.
Pertemuan puncak KTT Amerika adaah peristiwa penting terkait dengan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), satu kelompok yang mendepak Kuba pada tahun 1962. Pada Februari, presiden sayap kiri Ekuador menyerukan negara-negara Amerika Latin kiri bergabung kepada ALBA, sebuah kelompok regional yang didukung Venezuela, memboikot KTT negara-negara Amerika, jika Kuba tidak diundang.
Washington dengan keras menentang mengundang Kuba. Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, sekutu Amerika Serikat (AS) yang juga memiliki hubungan persahabatan dengan Havana dan Karakas, sedang mencoba untuk menengahi kompromi.
Santos Rabu bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro, 80 tahun, dan kemudian harus membahas dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez (57 tahun), yang kini berada di Kuba untuk menyembuhkan operasi kanker terakhirnya, kata para pejabat Kolombia, seperti dilansir AFP, Kamis (8/3). Mereka tidak merinci isi dari pembahasan-pembahasan itu.
KTT negara-negara Amerika saat ini dijadwalkan akan berlangsung pada 14-15 April di Cartagena, Kolombia. Pada KTT Amerika sebelumnya, yang diselenggarakan di Trinidad dan Tobago pada 2009, pengusiran Kuba berbalik, tetapi Havana menolak untuk bergabung kembali dengan OAS.