REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Rabu (7/3) tetap mengharapkan Rusia untuk bekerja sama dalam masalah pertahanan peluru kendali. Untuk rencana pertemuannya, bisa berlangsung kapan saja.
"Kami juga menjelaskan bahwa kami akan sangat senang untuk bekerja sama mengenai pertahanan rudal untuk menghadapi ancaman bersama dengan Rusia," kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, setelah pembicaraan dengan Menlu Polandia, Radoslaw Sikorski, seperti diberitakan RIA Novosti dan dipantau Antara, Kamis (8/3).
Menurut Hillary Clinton, pencegat rudal baru yang akan ditempatkan di Polandia, serta satu detasemen penerbangan baru Amerika yang juga akan ditempatkan di Polandia itu, akan menjadi landasan komitmen keamanan bersama. Dia menekankan bahwa pertahanan rudal adalah masalah bagi NATO.
"NATO telah mengambil keputusan. Kami percaya bahwa demi semua kepentingan kita akan meneruskan dan melaksanakan keputusan itu. Sekarang, kami juga menjelaskan bahwa kami akan sangat senang untuk bekerja sama tentang pertahanan rudal terhadap ancaman bersama dengan Rusia. Tidak hanya sikap AS, tetapi juga melalui NATO bahwa kita telah berusaha untuk membicarakan hal ini di Dewan NATO-Rusia," katanya.
Pihaknya tidak melihat banyak pergerakan, tapi Amerika mendesak Rusia dan berharap akan ada kesepakatan di beberapa titik demi kepentingan kita. Para anggota NATO setuju untuk membuat perisai rudal di Eropa guna melindunginya dari rudal balistik yang diluncurkan oleh apa yang disebut negara-negara jahat, seperti Iran dan Korea Utara, pada pertemuan puncak di Lisabon, Portugal, pada tahun 2010.
Rusia telah menuntut bahwa NATO memberikan jaminan tertulis, yang mengikat secara hukum bahwa perisai rudal tidak akan diarahkan terhadap Moskow, tetapi aliansi enggan memenuhi permintaan tersebut.