Kamis 08 Mar 2012 09:40 WIB

Bumi Akan Hadapi Badai Antariksa Terbesar Dalam Lima Tahun

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Dua ledakan yang menghasilkan cahaya terang di permukaan Matahari akan memicu badai geomagnetik dan radiasi terbesar yang pernah dihadapi Bumi dalam lima tahun, kata beberapa ahli cuaca antariksa, Rabu (7/3).

Badai tersebut, yang diperkirakan sampai ke Bumi Kamis pagi waktu AS dan berlangsung hingga Jumat, bisa mengganggu pasokan listrik, sistem GPS dan satelit, dan sudah memaksa beberapa perusahaan penerbangan mengubah jalur mereka di sekitar wilayah kutub.

Selain kemungkinan gangguan terhadap barang elektronik paling berharga di Bumi, peristiwa tersebut juga diduga akan memberikan pemandangan langit malam hari di beberapa bagian Asia Tengah berupa pemandangan aurora borealis, atau cahaya utara, pada Kamis malam.

"Cuaca antariksa telah menjadi sangat menarik selama 24 jam belakangan," kata Joseph Kunches, ilmuwan cuaca antariksa di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sebagaimana dikutip AFP.

Kehebohan itu berawal Ahad larut malam di satu wilayah aktif di Matahari yang dikenal sebagai 1429; ada letupan api besar Matahari yang berkaitan dengan semburan plasma dan angin Matahari yang dikenal sebagai penyemburan massa korona (CME) yang meluncur ke arah Bumi dengan kecepatan empat juta mil (6.4 juta kilometer) per jam.

Letupan lain di Matahari dan CME terjadi pada pukul 00:24 GMT (07:24 WIB) pada 7 Maret, sehingga memicu badai radiasi kuat magnetik dan Matahari, keduanya berada pada tingkat tiga dalam skala lima tingkat.

Badan Antariksa dan Penerbangan Nasional AS (NASA) menyatakan letupan kedua -- yang diklasifikasikan di dalam klas poten X -- adalah salah satu yang terbesar dalam lingkaran yang dikenal sebagai solar minimum, yang mulai terjadi pada awal 2007, dan hanya berada sedikit di belakang peristiwa lebih kuat yang meletus pada Agustus.

"Peningkatan saat ini dalam jumlah letupan klas-X adalah bagian dari lingkaran normal 11 tahun Matahari. Selama itu, kegiatan di Matahari berubah jadi solar maximum, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada penghujung 2013," kata badan antariksa AS tersebut.

Letusan Matahari saja bisa menyebabkan padamnya frekuensi tinggi radio yang kini sudah berlalu, kata NOAA.

Badai itu tampaknya adalah "yang paling kuat sejak Desember 2006", kata Kunches. Namun Bumi justru mengalami dampak yang lebih kuat dan terputusnya gelombang radio pada Agustus lalu.

Satelit, jaringan listrik dan bahkan astronot di Stasiun Antariksa Internasional bisa terpengaruh oleh badai radiasi tersebut, yang mungkin membuat mereka mencari tempat berlindung di bagian yang lebih terlindungi di laboratorium yang mengorbit itu seperti yang mereka lakukan pada masa lalu.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement