Jumat 09 Mar 2012 18:45 WIB

Muslimah Australia Mulai Berani Bicara Tentang Identitasnya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hazliansyah
Muslim Australia
Foto: theage.com.au
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Tidak hanya dirasakan saudara-saudara mereka di AS, Muslim Australia juga mengalami tekanan yang sama selepas tragedi 9/11. Namun kini situasi telah berubah, Muslim Australia mulai memiliki kepercayaan yang tinggi guna memberitahukan kepada publik tentang identitas mereka sebagai Muslim.

Peneliti keanekaragaman, migrasi dan budaya, Christina Hoo mengatakan generasi baru Muslim Australia, terutama Muslimah memiliki beban berat selepas tragedi 9/11. Mereka mengalami rangkaian diskriminasi dari berbagai sisi, khususnya soal jilbab atau cadar yang mereka kenakan.

"Yang menarik, Muslimah tidak lagi diam. Mereka mulai berani berbicara tentang identitas mereka," kata Hoo, seperti dikutip onislam.net, Jum'at (9/3).

Menurut Ho, Muslimah tidak lagi menganggap diskriminasi sebagai hal yang perlu dijauhi. Sebaliknya, diskriminasi itu merupakan jalan bagi Muslimah untuk menjelaskan apa yang mereka percaya. "Mereka telah menjadi pandai berbicara tentang diri mereka dan siapa mereka," kata dia.

Hoo yang sempat melihat langsung bagaimana perlakuan masyarakat Australia terhadap Muslim, sadar betapa berat kesulitan yang dihadapi Muslimah. "Keluarga saya pindah ke Australia tahun 70-an dari Hong Kong. Saya selalu merasa berbeda, dan kurasa aku selalu tertarik pada orang yang memiliki cerita serupa," ungkapnya.

Ia pun mendapat kepercayaan Muslimah untuk mendokumentasikan pengalaman mereka. "Beberapa tahun lalu, aku didekati oleh asosiasi Muslimah Australia yang ingin mendokumentasikan pengalaman mereka setelah 11 September 2001," ungkapnya

Saat Hoo semakin dekat dengan Muslim, ia menemukan fakta bahwa Muslimah mulai mengembangkan identitas yang kuat untuk memberitahu publik Australia tentang diri dan iman mereka.

"Saya pikir cukup menakjubkan generasi muda Muslimah Australia benar-benar menemukan suara mereka di masyarakat," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement