REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS - Komunitas Muslim Nigeria di Port Harcourt membantah tuduhan media bahwa masjid dan sekolah digunakan komunitas Muslim sebagai basis perlawanan. Tuduhan itu menyudutkan itu menybutkan bahwa Masjid dan sekolah telah dijadikan tempat penyimpanan senjata dan melatih militan Islam untuk menyerang warga.
Pemimpin Komunitas Muslim Nigeria, Alhaji Sarki Gabas, membuat penyangkalan dalam wawancara yang dilansir allafrica.com Jumat (9/3). Gabas bereaksi terhadap laporan berita menghubungkan beberapa Muslim di Port Harcourt yang melakukan kegiatan teroris.
Menurut Gabas, tidak benar bahwa di Port Harcourt, Masjid digunakan untuk melatih militan Islam. Dan tidak benar juga bahwa sekolah Islam di Mile digunakan sebagai gudang senjata.
"Semua tuduhan ini adalah bohong," ujarnya. Lanjut ia mengatakan, kami tidak melakukan kekerasan. Dan ini peringatan bagi praktisi media untuk berhati-hati dan cross-check fakta mereka sebelum diterbitkan.
Gabas mengungkapkan bahwa orang Kristen dan Muslim di Port Harcourt telah melakukan bisnis dan hidup bersama. Dalam AlQuran, jelas dia, jika membunuh satu orang yang tidak bersalah, itu seperti membunuh seluruh bangsa. "Hal yang sama berlaku dalam Alkitab suci, "katanya.
Gabas menyarankan agar mereka yang menuduh komunitas Islam seperti itu, agar introspeksi dan meyakini keyakinannya tanpa menghina keyakinan orang lain. "Warga negara yang baik menghargai pemeluk agama lain dan takut akan Allah," ungkapnya.