REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Embargo minyak Barat dibalas Iran dengan penghentian ekspor minyaknya ke sejumlah negara Eropa. Situasi ini juga mendorong sejumlah media untuk melakukan analisa.
Salah satu media, Business Insider mengeluarkan sebuah artikel dengan pandangan bahwa bila aliran ekspor minyak Iran terganggu, akan menyulitkan importir utama minyak mentah negara itu..
”Importir utama minyak mentah Iran diantaranya, China, India, Jepang, Korea Selatan, Turki, Italia, Spanyol, Yunani, Afrika Selatan dan Prancis akan terpengaruh oleh gangguan pada ekspor minyak Teheran,”menurut Artikel tersebut, Sabtu (10/3).
Artikel itu juga mengatakan, ketika Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksinya pada 1 Juli mendatang, hampir 600.000 minyak barel per hari akan datang dari pasar global bukan dari impor bilateral. Kondisi itu juga berakibat naiknya harga minyak mentah Brent mentah menjadi sekitar USD 138 per barel.
Namun, jika Iran menghentikan ekspor minyak seluruhnya. Cadangan minyak mentah akan berkurang dan harga minyak akan semakin naik,”Jika ekspor minyak mentah Iran dihentikan seluruhnya. Akibatnya, 2,5 juta barel pasokan per hari akan hilang dan harga minyak mentah Brent akan mencapai USD 205,” laporan itu menambahkan.
Harga minyak global terus naik tahun ini menyusul langkah Iran untuk memotong penjualan minyak kepada perusahaan Inggris dan Perancis. Langkah itu dilakukan Iran sebagai reaksi terhadap embargo Uni Eropa . Teheran juga telah mengumumkan untuk menghentikan ekspor minyaknya ke negara-negara Eropa lainnya.