Ahad 11 Mar 2012 10:45 WIB

Pendiri Mossad: Ajak Iran Berunding, Jangan Justru Diajak Perang

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Israel-AS-Iran
Foto: setyoufreenews
Israel-AS-Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pilihan Amerika Serikat (AS) dan Israel kembali ke meja perundingan dianggap paling tepat, ketimbang mengambil aksi militer terhadap Iran. Hal itu disampaikan oleh Efraim Halevy yang merupakan salah satu pendiri Badan Intelijen Israel (Mossad).

Halevy mengatakan sanksi diberikan untuk membuat Iran merasa perlu kembali ke meja perundingan. Sanksi diberikan bukan untuk mengajak Iran berperang.

Halevy memuji langkah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang dianggapnya sangat jelas. Obama mencegah pengembangan senjata nuklir dengan mengajak Iran kembali ke meja perundingan.

Halevy juga telah memperingatkan Israel bahwa ia tidak mempercayai nuklir Iran dapat mengancam eksistensi Israel. "Kalaupun ada ancaman, hal tersebut seharusnya tidak disampaikan dalam situasi 'telanjang' seperti ini," ungkap Havely yang dilansir National Public Radio (NPR), Ahad (11/3).

Halevy mengaku sempat kecewa dengan pendapat calon presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, yang dimuat dalam tajuk Washington Post. Romney berpendapat bahwa Iran leluasa memperoleh senjata nuklir di bawah Presiden Obama. Tapi, kata Romney, hal tersebut tidak akan terjadi jika dirinya terpilih sebagai presiden.

Halevy mengkritik bahwa pesan ini bisa berdampak sangat buruk. Jika Iran membaca tulisan ini, mereka bisa langsung bereaksi mengembangkan senjata nuklir dan kemampuan militer canggih sehingga perang akhirnya benar terjadi. "Pendapat ini tidak boleh terulang," ungkap Halevy merujuk pernyataan Romney.

sumber : www.npr.org
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement