REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, tetap berlanjut meski empat hari terakhir tentara zionis Israel kembali rutin menyerang wilayah tersebut.
"Walau kondisi semakin mencekam akan tetapi aktivitas pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza beraktivitas seperti biasa," kata relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia Abdillah Onim yang menghubungi ANTARA dari Gaza, Ahad (11/2) malam.
Ia menjelaskan, dalam serangkan kali ini tidak hanya wilayah basis para pejuang Palestina yang di bom, akan tetapi tentara zionis secara membabi buta menyerang seluruh wilayah yang ada di Jalur Gaza, baik wilayah bagian utara, selatan, timur.
Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad menjelaskan, pembangunan RS Indonesia di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009, yang saat itu dipimpin Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Kementerian Kesehatan dr Rustam S. Pakaya, MPH.
RS Indonesia di Gaza yang pernah disampaikan MER-C adalah berupa pusat trauma dan rehabilitasi dengan bentuk bangunan segi delapan, berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara, yang merupakan wakaf dari pemerintah Gaza.