REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Selama empat hari terakhir, Gaza dibombardir pesawat tempur Israel. Abdullah Onim, seorang relawan Mer-C yang bertugas di Gaza untuk menyelesaikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza melaporkan kekejaman serangan Israel
Menurut dia, penyerangan yang dilakukan zionis lebih fokus pada malam hari. "Sepertinya zionis Israel mengambil kesempatan pada saat wilayah Jalur Gaza sedang mengalami kesempitan yaitu diserang pada malam ketika penduduk tidak memiliki lampu penerang," katanya.
Kemudian, juga diserang pada siang hari saat penduduk sedang ramai berjalan kaki karena Jalur Gaza sedang krisis BBM (solar, bensin dan gas). "Dan yang lebih keji lagi tentara zionis Israel menyerang di saat para warga sedang sibuk berbelanja di pasar tradisional untuk kehidupan makan mereka sehari-hari. Akibat dari dari kondisi seperti ini maka harga bahan makanan semakin mahal harganya," katanya.
"Sampai laporan ini kami sampaikan kondisi Jalur Gaza masih dalam suasana tragis dan mencekam," katanya. Ia menambahkan, kondisi di malam hari ramai dengan suara sirine mobil ambulans yang dibarengi dengan suara pesawat milik tentara zionis.
Untuk menghindari sasaran tembakan tentara zionis maka sebagian besar jalan raya tidak dilalui oleh warga Gaza. Menurut dia, pada Sabtu (10/3), ia memberanikan diri pergi ke pasar tradisional yang barada di Naser City.
Ketika sedang sibuk berbelanja bahan makanan, kata dia, tiba-tiba satu unit pesawat jet F-16 zionis Israel terbang persis di atas pasar tersebut dan melontarkan dua bom. Seketika itu, serentak para wanita berteriak dan tangisan anak-anak terdengar sembari lari berhamburan keluar dari lokasi pasar.
Akibat bom tersebut, sekurangnya satu tewas dan lima orang lainnya luka-luka