REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Zionis Israel kian brutal. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menegaskan, Israel akan melanjutkan serangan udara terhadap Jalur Gaza selama dianggap perlu.
Hal itu dikemukakan Netanyahu Ahad (11/3) dalam sidang kabinet. Ditujukannya kepada kelompok-kelompok muqawama Palestina di Jalur Gaza, Netanyahu mengatakan, "Kami akan terus beraksi selama diperlukan."
Sejak Jumat (9/3) 18 warga Palestina, termasuk seorang anak berusia 12 tahun, tewas dalam serangan udara Israel ke Jalur Gaza. Sabtu (10/3), ribuan pelayat ikut dalam prosesi pemakaman korban.
Pada acara pemakaman tersebut, Abdullah Shami, anggota Gerakan Jihad Islam mengatakan, "Kami mengutuk kebungkaman masyarakat internasional, termasuk Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Karena sekarang jelas bahwa Israel adalah pemerintah kriminal yang melanggar semua hukum internasional. Oleh karena itu, kami berhak melawan penjajah. Kami mengatakan kepada dunia bahwa kami akan membela rakyat dengan menggunakan segala cara."
Jet tempur dan pasukan darat Israel secara berkala menyerang Gaza sejak akhir Perang 22 Hari dengan gerakan muqawama Palestina Hamas pada Desember 2008 dan Januari 2009. Serangan itu merenggut nyawa lebih dari 1.400 warga Palestina. Sebagian besar korban serangan adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak.