Senin 12 Mar 2012 16:46 WIB

Obama Bersumpah Usut Tuntas Pembantaian 16 Warga Afghanistan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden AS Barack Obama
Foto: CBSNews.com
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama bersumpah akan menyelidiki hingga tuntas pembantai 16 warga Afganistan. Pembunuhan keji itu terjadi Selatan Provinsi Kandahar di distrik Panjwayi, Afghanistan, Ahad (11/3).

Sama seperti ketika kasus pembakaran Al-Quran, Obama langsung menelepon Presiden Afghanistan, Hamid Karzai untuk menyampaikan belasungkawa setelah tentara AS menembak mati warga sipil Afganistan.

Tentara AS mendatangi rumah warga Afganistan menjelang Subuh, Ahad (11/3). Tentara AS ini langsung mengamuk dan tanpa tedeng aling-aling langsung memuntahkan peluru kepada keluarga Afganistan yang sedang tidur lelap. Akibatnya, 16 warga AS tewas seketika. Kantor Kepresidenan menyatakan, dari 16 orang tewas tersebut, sembilan diantaranya anak-anak dan tiga orang perempuan.

Pembantaian warga Afganistan tentara AS ini kembali menyulut ketegangan hubungan AS dan Afganistan. Sebelumnya rangkaian gesekan terjadi akibat aksi pembakaran Al-Quran di pangkalan militer AS di Bagram, pekan lalu.

Dalam siaran pers-nya di Gedung Putih, Obama menggambarkan pembantaian oleh tentaranya sebagai aksi yang 'tragis dan mengejutkan'. Obama juga meyakinkan Karzai, ia dan pemerintahannya berkomitmen untuk memberikan sanksi bagi tentara yang melakukan aksi keji tersebut.

Salah seorang tentara pembantai tersebut adalah seorang Sersan Angkatan Darat dari Fort Lewis-McChord di negara bagian Washington. Ia diyakini bertindak sendirian.

Setelah aksi pembantaian berlangsung, Kedutaan AS di Kabul kemudian mengirimkan peringatan kepada warga AS yang berada di Afghanistan, bila akan ada peringatan balas dendam akibat dari pembantaian AS itu. "Ada risiko dari perasaan anti-Amerika dan protes dalam beberapa hari mendatang," ujar pernyataan resmi Kedubes AS di Kabul.

Kebencian warga Afghanistan terhadap pasukan Amerika bukan lahir begitu saja. Sebelumnya pada Januari lalu, beredar luas video yang menayangkan gambar marinir AS mengencingi warga Afghanistan yang diduga sebagai tentara Taliban. Sontak aksi biadab itu dikutuk masyarakat dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement