REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China akhirnya buka suara terhadap ulah serangan Israel terhadap Palestina. Negara tirai bambu itu mendesak Israel untuk menghentikan serangan-serangan udara di Gaza dan meminta kedua pihak untuk segera melakukan gencatan senjata setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah tidak membiarkan terhadap tembakan roket gerilyawan.
Israel melancarkan serentetan serangan udara lain pada Senin pagi, menambah korban tewas di Gaza hingga 20 orang. Peristiwa itu terjadi selama tiga hari dalam saling balas kekerasan yang dimulai dengan Iaksi pembunuhan seorang pejuang senior Palestina oleh Israel, Jumat.
"China prihatin dengan eskalasi situasi di Gaza," kata juru bicara kementerian luar negeri Liu Weimin pada konferensi pers. "Kami menyerukan kepada pihak Israel untuk menghentikan serangan udara terhadap Gaza. Kami berharap pihak yang bersangkutan dapat segera berhenti menembak untuk menghindari korban warga sipil yang tak berdosa."
Tanggapan keras China, yang tergolong tak biasa, terhadap serangan udara negara Yahudi itu muncul menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman ke Beijing, Kamis pekan ini. Menlu Israel dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan timpalannya Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi nya dan para pejabat senior lainnya.
Serangan terbaru pada Senin itu terjadi setelah Netanyahu memperingatkan serangan akan dilanjutkan "selama diperlukan". Sementara pejabat Hamas mengatakan upaya untuk menengahi gencatan senjata melalui Mesir tidak membuahkan hasil.
Kekerasan di wilayah ini melonjak sejak Jumat, ketika pesawat-pesawat jet Israel menyerbu Jalur Gaza, membunuh Zuhair al-Qaisi, kepala Komite Perlawanan Rakyat Palestina. Insiden itu memicu serangan- serangan roket Palestina ke negara Yahudi itu.
Tentara Israel mengatakan, Qaisi terlibat dalam merencanakan serangan Agustus 2011 yang mematikan di mana para pejuang Palestina menyelinap melintasi perbatasan Mesir Sinai dan menewaskan delapan orang di gurun Negev selatan, Israel. Mereka juga mengatakan bahwa dia juga merencanakan serangan serupa "dalam beberapa hari mendatang".