REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Bentrokan antara Sudan dan Sudan Selatan masih berlanjut. Setidaknya 200 orang tewas dan ratusan lainnya terluka di Sudan Selatan dalam seri terbaru bentrokan etnis sengit dan serangan hewan ternak.
Ratusan orang lainnya hilang sebagai akibat dari serangan tersebut, di negara bagian Jonglei. "Orang-orang tewas mencapai 223, sedangkan 150 terluka dan sekitar 300 perempuan dan anak diperkirakan telah diculik," kata gubernur negara bagian Jonglei, Kuol Manyang, Senin (12/3).
“Ribuan ternak juga dilaporkan telah dicuri ketika Lou Nuer etnis yang tinggal di negara tetangga Nil Hulu diserang oleh orang dari daerah Murle Jonglei itu,” tambah Manyang.
Padahal, sebuah perjanjian perdamaian bersejarah antara Sudan dan Sudan Selatan telah ditandatangani pada tahun 2005, sehingga membuka jalan bagi referendum kemerdekaan pada Januari 2011 lalu di mana suara hampir bulat untuk memisahkan diri.
Sudan Selatan merdeka pada tanggal 9 Juli 2011 setelah puluhan tahun konflik dengan Sudan, yang merenggut nyawa ribuan orang.