Selasa 13 Mar 2012 15:42 WIB

Laporan dari Karachi: GMJ Kutuk Serangan Israel

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Dewi Mardiani
Wilayah Palestina sejak perampasan oleh Israel tahun 1946 terus berkurang. Hingga kini, wilayah Palestina hanya terbagi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. (Ilustrasi)
Wilayah Palestina sejak perampasan oleh Israel tahun 1946 terus berkurang. Hingga kini, wilayah Palestina hanya terbagi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -— Tim relawan yang tergabung dalam Global March to Jerussalem (GMJ) mengecam aksi militer Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina. Serangan itu mengakibatkan lebih dari 18 warga sipil tewas. Mereka menuntut Israel, segera menghentikan segala bentuk kekerasaan atas sipil Palestina. 

Ketua GMJ Indonesia Jalur Darat, Muhammad Ma’ruf, mengatakan kepada Republika, Selasa (13/3), tindakan brutal tentara Israel tersebut menunjukkan dengan gamblang sikap sewenang-wenang negara Zionis itu yang berperilaku rasis, menganggap etnis mereka paling unggul. Karenanya, tak ada kata lain, agresi itu harus dihentikan.

Menurutnya, mata dunia telah terbuka dengan kebusukan Israel. Propaganda yang mereka lakukan melalui media-media arus utama, seperti Guardian dan CNN, tak mampu membungkam suara masyarakat global.

Untuk misi inilah, katanya, GMJ akan menggelar longmarch hingga Yerussalem. Pesan yang dibawa ialah Kota Suci tersebut sebagai milik semua agama, bukan hanya khusus bagi Yahudi. Menurutnya, ada lebih dari 4.000 warga Kristiani, yang memiliki keluhan sama, terhalang beribadah di Yerussalem.

Koordinator GMJ Pakistan, Shaber Kharbalei, mengatakan serangan Israel itu, adalah bukti kebengisan Israel. Siapapun, yang  berhati nurani, akan mengutuk serangan itu. Ia mengecam standar ganda Amerika Serikat (AS) atas Israel. Aksi yang melebihi terorisme itu, tidak dianggap kejahatan oleh AS, malah mendapat pengakuan sebagai bentuk pembelaan diri terhadap ancaman dari pihak Hamas. “Itu tidak bisa dibenarkan,”katanya  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement