REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Sebuah dokumen rahasia terkait pendanaan kampanye Presiden Nicolas Sarkozy terungkap, Senin (12/3). Dalam catatan itu disebutkan, dana kampanye Sarkozy pada kampanye 2007 dibiayai oleh mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Situs internet investigasi Perancis Mediapart mengklaim telah melihat dokumen rahasia tersebut. Disebutkan Gaddafi memberikan dana sebesar 50 juta euro atau 42 juta poundsterling.
Tuduhan serupa muncul tahun lalu ketika anak Gaddafi Saif al-Islam mengklaim Libya membantu membiayai kampanye pada 2007. Ia menuntut pemimpin Perancis tersebut mengembalikan dana itu.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Euronews, Saif al-Islam mengancam akan membuka rincian transfer dana ke publik. Ia kini ditahan di Libya setelah kematian ayahnya. Tuduhan terbaru itu datang pada waktu yang kritis ketika Sarkozy sedang menghadapi pemilihan presiden putaran pertama pada 22 April.
Wartawan Mediapart Fabrice Arfi mengatakan kepada Guardian ia telah melihat dokumen rahasia tersebut. Dokumen tersebut kini sedang diselidiki hakim. "Kami tahu dokumen ini ada tetapi ini pertama kalinya kami melihatnya secara detil," ujarnya, seperti dikutip dari laman the guardian, Senin (12/3).
Menurutnya, di dokumen tersebut juga tertera tanggal, lokasi dan jumlah dana yang diberikan. Salah satu dokumen yang merupakan catatan pemerintah merujuk pada kunjungan Sarkozy bersama rekan dekat dan penasehatnya ke Libya. Tujuan mereka adalah mengamankan pendanaan kampanye.
Tak lama setelah pemilihan Sarkozy, Kolonel Gaddafi diundang ke Paris. Ia diizinkan untuk mendirikan tenda suku Badui di halaman kediaman resmi Prancis dekat dengan Istana Elysee. Prancis menyebutnya sebagai Saudara Pemimpin.
Juru bicara Istana Elysee membantah tudingan tersebut. Sarkozy dengan marah membantah menerima uang dari Gaddafi. "Jika ia (Gaddafi) membiayai saya, saya sangat bersyukur," kata Sarkozy.
Sarkozy mengecam wartawan yang bertanya tentang klaim al-Islam. Ia mengatakan, Gaddafi dikenal sebagai orang yang kerap berbicara omong kosong. Begitu juga dengan putranya.
Juru Bicara Kampanye Sarkozy Nathalie Kosciusko-Morizet juga membantah klaim itu. Ia mengatakan tuduhan tersebut telah berulang kali dilakukan tetapi tidak ada bukti yang muncul. Juru Bicara Sosialis Francois Hollande menolak berkomentar terhadap informasi yang menyebutkan Gaddafi mengunjungi Paris usai pemilihan presiden.