REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Selasa (13/3) mengeluarkan keputusan presiden untuk mengadakan pemilihan parlemen pada 7 Mei, kata laman internet parlemen Suriah. Seperti diberitakan Xinhua dan Antara, Rabu (14/3), keputusan ini merupakan salah satu upaya dalam mengatasi krisis di Suriah.
Parlemen yang terdiri 250 kursi berakhir masa pengabdiannya pada akhir Maret, namun diperpanjang sesuai konstitusi baru yang belakangan ini disetujui oleh referendum nasional. Parlemen ini menggabungkan 80 wakil independen dan 170 anggota parlemen dari gabungan partai-partai yang dikenal sebagai Front Progresif Nasional.
Presiden Suriah baru-baru ini memperkenalkan paket langkah-langkah yang bertujuan mengurangi hambatan politik dan ekonomi, mencabut darurat negara, memberikan kebebasan yang belum pernah terjadi di berbagai bidang, dan pemberian beberapa amnesti umum pada tahun lalu.
Sementara itu utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan mengatakan di Ankara Selasa, bahwa ia mengharapkan pemerintah Suriah memberlakukan usulannya dalam menyelesaikan krisis di negara itu.
"Saya berharap untuk mendengar dari pihak berwenang Suriah sejak saya meninggalkan beberapa usulan konkret untuk dipertimbangkan. Setelah saya menerima jawaban mereka kita akan tahu bagaimana reaksinya," kata Annan setelah bertemu dengan Kepala Dewan Nasional Suriah (SNC) Burhan Ghalioun di ibu kota Turki, Ankara.