Rabu 14 Mar 2012 07:26 WIB

AS Nilai Pemilu Legislatif Suriah Konyol

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat, Selasa (13/3), menolak pemilihan anggota parlemen yang diperintahkan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 7 Mei mendatang. Bahkan negeri Paman Sam tersebut menilai langkah tersebut sebagai sesuatu yang 'konyol'.

"Pemilihan anggota buat parlemen boneka di tengah kerusuhan yang kita lihat di seluruh negeri tersebut, konyol," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS AS Victoria Nuland, di dalam taklimat rutin.

Ia mengatakan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton berbicara dengan Kofi Annan, mantan sekretaris jenderal PBB yang kini menjadi utusan khusus PBB-Liga Arab, melalui telepon pada Selasa pagi.

"Ia masih menunggu jawaban resmi dari pemerintah Suriah atas usul yang ia bahas dengan mereka. Dan kami akan menunggu untuk mendengar apa yang ia terima dari mereka," kata Nuland, sebagaimana dikutip Xinhua.

Annan bertemu dengan Bashar pada Ahad (11/3) dengan pusat pembicaraan segera diakhirinya kerusuhan yang sedang berlangsung di negeri tersebut, akses bagi lembaga kemanusiaan bagi pengiriman bantuan kepada orang yang memerlukan dan dimulainya dialog politik.

Annan, mediator internasional untuk krisis Suriah, melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (12/3), setelah perjalanan akhir pekannya ke Damaskus gagal membuahkan hasil.

Satu sumber diplomatik Turki mengatakan bahwa "Kofi Annan akan berada di Ankara pada sore hari". Ia berencana membicarakan perincian kontaknya di Damaskus dengan perdana menteri Turki sebelum pertemuan sekaligus makan malam dengan Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu.

Turki, yang pernah menjadi sekutu Suriah, telah semakin keras mengeritisi tindakan keras brutal pemerintah Damscus --yang telah lama berkuasa-- dan menyeru Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.

Sebanyak 12.605 rakyat Suriah yang lari dari rumah mereka tinggal di Turki, menurut data resmi terbaru dari Ankara. Jumlah rakyat Suriah yang tiba di perbatasan meningkat setiap hari.

Seorang pejabat tinggi PBB, Senin, mengatakan bahwa lebih dari 8.000 orang tewas dalam tindakan keras pemerintah Suriah terhadap para pengunjuk-rasa.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement