REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel menuding aksi pelemparan batu yang dilakukan anak-anak Palestina sebuah tindakan yang kejam. Menurut Laporan Save the Children sejak tahun 2000, tentara Israel menahan lebih dari 8.000 anak-anak Palestina di Tepi Barat. Militer Israel sendiri mengatakan penangkapan itu dilakukan karena pelemparan batu adalah pelanggaran serius yang dapat menyebabkan cedera atau kematian.
“Anak laki-laki Palestina berumur sekitar 13 atau 14 tahun melempar batu ke mobil dan kendaraan militer kami,” kata juru bicara militer Israel, Arye Shalitar. “Kedengarannya pasukan Israel menangkap anak-anak, tetapi orang tidak mengerti bahwa anak-anak ini sangat kejam. Alih-alih bermain sepak bola, mereka melempari kami dengan batu,” tambahnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dari ratusan anak-anak Palestina yang dipenjara setiap tahunnya, sebagian besar menderita mimpi buruk, mengompol dan mengalami kecemasan setelah mereka dibebaskan. Israel menuntut anak-anak yang berada di kisaran 12 tahun itu di pengadilan militer hanya karena mereka melempar batu kepada tentara Israel.
Ahmad Dsouqi (16 tahun) misalnya, ditangkap di rumahnya di kamp pengungsi Jalazon dekat Ramallah tahun lalu. "Sekelompok besar tentara Israel bersenjata menerobos masuk ke rumah kami, membangunkan saya dan menyeret saya dari tempat tidur. Mereka memborgol saya, dan menutup mata saya. Kemudian mereka memasukkan saya ke dalam mobil," kata Dsouqi kepada Reuters.
Dsouqi dipukuli selama interogasi, tidak diperbolehkan keluar dan dipaksa mengaku bahwa ia melempar batu ke tentara Israel. “Para interrogator meninggalkan saya di ruang interogasi, memborgol dan memukuli agar saya mengaku telah melempar batu,” kata Dsouqi.