REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM - Gerakan Pembebasan Palestina (PLO) yakin bahwa Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, akan mempertahankan pemerintahan otoritas Palestina ketika pertemuan dengan Israel pekan depan. Hal itu disampaikan Anggota Komite Eksekutif PLO, Ghassan al-Shaka kepada Ma'an Selasa, (13/3).
"Abbas akan mempertahankan Otoritas Palestina dibanding kepentingan Israel," ujar Al-Shaka, seperti dilansir laman Maannews.net.
Harian Israel Haaretz melaporkan pada Senin (12/3) bahwa Abbas akan memperingatkan keras ke Israel jka tidak menghentikan pembangunan permukiman, membebaskan para tahanan Palestina. Abbas dan pemerintahan Palestina menuntut kembali ke perbatasan dua negara pada 1967.
Pernyataan Abbas itu didukung Otoritas Palestina yang menuntut hukum internasional diterapkan di Tepi Barat, dan meminta Israel menyerahkan wilayah tersebut. Otoritas Palestina didirikan 17 tahun lalu, atas sebagai boneka Israel. Namun para kritikus Israel saat ini memandang Otoritas Palestina telah menjadi beban di internal Israel dan mengganggu langkah Israel untuk mengklaim wilayah Palestina.
Al-Shaka, yang juga sebagai Komite Sentral Faksi Fatah, menganggap selama ini PLO telah menjaga komitmennya, sementara Israel terus melanggar komitmen yang mereka buat sendiri.Perunding Palestina dan Israel bertemu selama lima kali selama Januari, pembicaraan kedua negara dilakukan di Yordania selama Januari. "Bola panas kini di berada di Israel," kata al-Shaka.