REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Serangan bom bunuh diri kembali terjadi di Somalia, Rabu (14/3). Kali ini sasaran serangan bom bunuh diri adalah kompleks Istana Presiden Somalia di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Seperti dinukil Reuters, Akibat serangan bom tersebut, sedikitnya empat orang yang berada di dalam kompleks istana tewas seketika.
Berdasarkan keterangan polisi setempat, gerilyawan Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, mereka menyebut jumlah korban yang tewas sebenarnya adalah 17 orang dan 30 orang lainnya cedera.
Kelompok gerilyawan Al-Shabaab adalah kelompok garis keras yang kukuh membela Osama bin Laden. Kelompok ini mengobarkan perang selama beberapa tahun belakangan ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB dan memerangi pasukan Uni Afrika sekutu mereka.
Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010. Para pejabat Amerika Serikat mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.
Bahkan, guna memperkuat perlawanan, Al-Shabaab menyatakan telah menyatukan barisan dengan Alqaidah. Pemimpin kelompok itu jaringan itu, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan video yang dipasang di situs jihad. "Saya mengumumkan berita utama bagus bagi negara Islam kita, yang akan... mengganggu pasukan salib, dan itu adalah penggabungan gerakan Al-Shabaab di Somalia dengan Alqaidah," kata Zawahiri.