REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk aksi pembantaian oleh rezim Zionis Israel dan menyebut serangan ke Gaza sebagai aksi genosida.
"Sebuah genosida telah terjadi secara perlahan namun terencana di Palestina sejak awal abad ke-20," katanya dalam pidatonya Selasa (13/3) di parlemen Turki dikutip Jerusalem Post.
Erdogan juga menyebut Jalur Gaza sebagai penjara terbuka terbesar di dunia. "Sebanyak 23 warga Gaza gugur dalam lima hari terakhir, termasuk anak-anak yang sedang pergi ke sekolah," katanya.
Perdana Menteri Turki mengatakan bahwa Tel Aviv kembali melancarkan serangan udara ke Palestina setelah gagal menghancurkan Gaza dengan menahan bantuan makanan, bahan bakar dan obat. Erdogan mendukung perlawanan para pejuang Palestina dalam memperjuangkan hak dan tanah air mereka.
"Saya kembali menegaskan tuntutan saya agar Israel segera mengakhiri serangan biadab terhadap Gaza dan wilayah-wilayah Palestina, dan saya secara khusus menyeru warga Israel untuk menolak aksi genosida terhadap Palestina dan meminta negara mereka untuk mengakhiri politik terorisme negaranya."
Di sisi lain, Pemerintah Israel pada hari Selasa mengeluarkan travel advisory bagi warga Israel di Turki karena kemungkinan besar ancaman teroris menargetkan warga Israel. Dewan Keamanan Nasional Anti Terorisme Israel memperingatkan kemungkinan serangan teroris dalam beberapa hari mendatang setelah Israel memperingatkan otoritas Turki mengenai rencana balas dendam Iran.
NTV Turki melaporkan tentang surat dari agen intelejen Mossad Israel yang dikirim ke Organisasi Intelejen Turki. Surat berisi peringatan kedatangan empat warga Iran yang diyakini mempersiapkan serangan. kan serangan. Peringatan itu datang setelah serangkaian serangan terhadap sasaran Israel yang diduga dilakukan oleh Iran di Georgia, Thailand, India dan Azerbaijan.
Meskipun hubungan diplomatik antara pemerintah Israel dan Turki telah tegang sejak 2010, Israel masih mempertahankan kedutaan besar di ibukota dan konsulat di kota Instanbul.