REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Otoritas Azerbaijan telah menahan 22 warganya yang dicurigai sebagai mata-mata Iran, Rabu (14/3). Kementerian Keamanan Nasional mengatakan, mereka juga berencana menyerang kedutaan dan perusahaan milik negara Barat.
Dua bulan sebelumnya, dua orang laki-laki ditahan karena dicurigai merencanakan penyerangan terhadap orang asing, termasuk duta besar Israel dan seorang rabbi.
Otoritas Azerbaijan menegaskan ke-22 orang itu ditahan memiliki keterkaitan dengan Penjaga Revolusi Iran (Sepah). Mereka diduga menargetkan kedutaan AS, Israel dan perusahaan minyak Inggris BP.
Azerbaijan adalah negara sekular Muslim. Sekitar 9.000 penduduknya adalah Yahudi. Negara yang bertetangga dengan Iran ini memiliki hubungan dekat dengan Israel dan AS.
Azerbaijan juga merupakan pengekspor minyak ke Israel. Negara ini mengimpor senjata dan perlengkapan militer. "Sepah menginginkan wilayah khusus di Azerbaijan di bawah hukum agama tertentu," ujar kementerian dalam pernyataannya.
Kementerian menambahkan, para tersangka memiliki senapan, granat, detonator, dan perlengkapan khusus untuk memata-matai. Mereka dicurigai mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk melawan keamanan Azerbaijan.
Mereka juga diduga merekrut orang lain untuk mematai-matai intelijen Iran dan membuat gudang penyimpanan amunisi di seluruh negeri.
Hubungan antara Iran dan Azerbaijan memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Iran menuduh Azerbaijan membantu intelijen Israel dalam pembunuhan ahli nuklir Iran. Israel enggan berkomentar soal tuduhan tersebut.