REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Pasukan Israel pada Kamis membunuh seorang pria dan melukai serta menangkap tiga lainnya dalam tembak-menembak di perbatasan dengan Mesir, kata tentara Israel. "Tentara Israel berpatroli di sepanjang perbatasan Israel-Mesir melihat sekelompok pria di wilayah Israel dan melepaskan tembakan untuk menghentikan mereka, setelah peringatan biasa. Juga terjadi tembakan dari sisi Mesir," kata satu pernyataan mengklaim.
"Setelah melakukan pengejaran, tentara menangkap tiga tersangka yang terluka dan mereka dievakuasi dengan helikopter ke sebuah rumah sakit Israel." Mayat orang keempat ditemukan di sepanjang perbatasan.
Akhir bulan lalu, pasukan Israel dilaporkan terlibat dalam baku tembak dengan orang-orang bersenjata yang menyusup dari semenanjung Sinai Mesir, menewaskan satu di antara mereka. Insiden itu terjadi setelah serangkaian upaya nyata oleh gerilyawan untuk menyusup ke Israel melalui perbatasan Mesir, menurut militer Israel.
Pada 21 Februari, pasukan memutus upaya penyelundupan di mana seorang pria melemparkan sebuah tas berisi bahan peledak kepada tentara negara Yahudi itu. Tapi bahan peledak tersebut, menurut mereka, gagal meledak dan tersangka melarikan diri.
Pada 23 Februari di daerah perbatasan yang sama di mana baku tembak terbaru terjadi, pasukan Israel menemukan sebuah tas berisi bom besar setelah gagal mencoba untuk menahan seorang penyusup.
Insiden keamanan perbatasan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Israel telah memperingatkan bahwa pelanggaran hukum pasca revolusi Mesir memungkinkan gerilyawan untuk menggunakan Sinai dalam melancarkan serangan terhadap negara Yahudi itu.
Tel Aviv juga menuduh gerilyawan yang berbasis di Gaza menggunakan perbatasan Mesir-Israel yang lama untuk menyusup dan melakukan serangan. Serangan itu termasuk yan terjadi Agustus lalu di mana orang-orang bersenjata meluncurkan penyergapan terkoordinasi pada kendaraan di Sinai, yang menewaskan delapan warga Israel.
Israel sedang membangun sebuah penghalang keamanan baja raksasa di sepanjang perbatasan, yang diperkirakan akan selesai pada akhir tahun ini. Israel mengepung Gaza yang mengakibatkan krisis kemanusiaan gawat di kantong Palestina itu dan dihujat oleh masyarakat internasional karena pelanggaran berat hak asasi manusia dan kemanusiaan.
Masyarakat internasional berusaha menerobos Gaza untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan melalui laut namun dihadang dan diserang oleh tentara Israel tahun lalu sehingga menimbulkan banyak korban.
Israel mencaplok wilayah Palestina sejak Perang 1967 dengan perundingan yang berkali-kali gagal karena negara Yahudi itu tak menggubris peringatan untuk menghentikan pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang mereka duduki.