Jumat 16 Mar 2012 16:16 WIB

AS Bantah Ultimatum Iran Lewat Rusia

Menlu AS, Hillary Clinton.
Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Menlu AS, Hillary Clinton.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), Kamis (15/3), membantah kabar tentang Menteri Luar Negeri Hillary Clinton yang mengultimatum Iran. Ultimatum itu disampaikan lewat Rusia dalam mencari solusi diplomatik terkait program nuklir mereka yang kontroversial.

"Menlu AS tidak mengirimkan peringatan apapun kepada Iran melalui Menlu Rusia Sergei Lavrov," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland, yang menjawab sebuah pemberitaan harian Rusia, Kommersant, yang dikutip Xinhua, Jumat (16/3).

Surat kabar itu memberitakan pada Rabu bahwa dalam pertemuannya dengan Lavrov di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Hillary telah meminta agar Rusia mengingatkan Iran tentang satu kesempatan terakhir mereka untuk mencapai sebuah solusi diplomatik dalam pembicaraan nuklir yang dijadwalkan dengan enam negara kuat dunia. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia tidak mengonfirmasi atau membantah kabar tersebut.

Nuland menegaskan bahwa pembicaraan antara kedua Menlu di New York itu memfokuskan kepada upaya untuk memastikan agar negosiasi yang dijadwalkan dapat menghasilkan langkah substansial dan tidak mandeg di tengah jalan. Ketika ditanya apakah Hillary menggunakan istilah 'kesempatan terakhir', Nuland mengatakan dia tidak menggunakan kata-kata seperti itu dalam pembicaraan.

Negara P5+1 yang meliputi Amerika Serikat, China, Rusia, Prancis, Jerman dan Inggris, sepakat untuk kembali bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklir mereka yang mengundang perhatian banyak pihak, meskipun tanggal dan tempat pertemuan akan ditentukan di kemudian hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement