Jumat 16 Mar 2012 16:49 WIB

AS Bantah Telah Peringatkan Iran Melalui Rusia

Rep: Lingga Permesti S/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON— Pemerintah Amerika Serikat pada Kamis (15/3) membantah bahwa Menlu AS Hillary Clinton telah meminta Rusia untuk memperingatkan Iran soal pembicaraan nuklirnya. “Menteri tidak pernah mengirim peringatan kepada Iran melalui Rusia,”kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland.

Sebelumnya, surat kabar Kommersant melaporkan Menlu AS, Hillary Clinton meminta Rusia untuk menyampaikan pesan peringatan kesempatan terakhir buat Iran karena AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran.

Nuland mencatat bahwa percakapan antara dua diplomat AS dan Rusia hanya memastikan bahwa negosiasi yang akan dilakukan anggota Dewan Keamanan PBB dan Iran menghasilkan kesepakatan substantif dan tidak boleh mengulur-ngulur waktu. “Kami tidak menggunakan kata kesempatan terakhir untuk Iran,”kata Nuland.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal informasi yang diterbitkan Kommersant. Sementara Wakil Menteri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pesan tersebut tidak profersional.

Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengingatkan solusi diplomatik dalam menyelesaikan program nuklir Iran semakin pudar. Obama meminta Iran untuk memanfaatkan kesempatan digelarnya kembali pembicaraan nuklir dengan enam negara lain yakni AS, Perancis, Inggris, Rusia, Cina dan Jerman.

Di sisi lain, beredar kabar AS dan Israel siap menyerang Iran. Diplomat yang tidak disebut namanya mengatakan serangan militer terhadap Iran bisa terjadi sebelum akhir tahun. Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengatakan AS akan mengambil tindakan militer jika diplomasi gagal ditindaklanjuti. Sementara Israel, menurut Washington Post, akan menyerang situs nuklir Iran dalam enam bulan ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement