REPUBLIKA.CO.ID, DILI - Hasil awal pemilihan presiden Timor Leste menunjukkan ketua partai oposisi Fretilin Francisco "Lu Olo" Guterres memimpin, Ahad (18/3). "Sebagai kandidat, saya optimis akan memenangkan suara mayoritas," kata Guterres usai memberikan suaranya di sekolah dasar yang digunakan sebagai TPS, Sabtu (17/3).
Penghitungan suara disiarkan langsung oleh radio pemerintah dan televisi RTTL. Sejauh ini Guterres unggul dengan perolehan suara 27 persen dari 325.300 suara yang dihitung sejauh ini. Jumlah tersebut lebih dari setengah jumlah suara.
Mantan pemimpin gerilya Taur, Matan Ruak atau yang dikenal dengan Jose Maria de Vasconcelos berada di tempat kedua dengan 24 persen. Sedangkan Presiden Jose Ramos-Horta berada di urutan ke tiga dengan suara sekitar 19 persen.
Sebanyak 12 calon presiden bersaing dalam pemilihan presiden yang digelar Sabtu (17/3). Di beberapa wilayah terpencil dengan kondisi komunikasi yang buruk, penghitungan suara dilakukan secara manual. Hasil resmi penghitungan suara diperkirakan akan diumumkan pekan depan.
Pemungutan suara ini dipandang sebagai ujian penting bagi demokrasi di Timor Leste. Pemungutan suara tersebut sekaligus menandai satu dekade kemerdekaan Timor Leste setelah memisahkan diri dari Indonesia.
Negara yang merdeka pada 2002 ini tidak lama lagi akan mengambil alih keamanannya sendiri. Pasukan keamanan PBB telah bersiap-siap meninggalkan negara tersebut.
Pemilu dibuka sekitar pukul 07.00 dan berakhir pukul 17.00 waktu setempat. Rakyat Timor Leste menyambut antusias pemilihan presiden kali ini. Antusiasme tersebut tampak dari antrean panjang warga di tempat pemungutan suara (TPS). Ratusan antre sebelum TPS dibuka. Beberapa dari mereka membawa anaknya yang masih bayi.