Senin 19 Mar 2012 11:42 WIB

Saksi Mata: Penembakan di Afghanistan Oleh Sekelompok Tentara AS

Anar Gul (kanan) meratapi jenazah cucunya (baju merah) yang tewas dibantai tentara Amerika Serikat di Panjwai, Kandahar, Afghanistan, Ahad (11/3).
Foto: AP/Allauddin Khan
Anar Gul (kanan) meratapi jenazah cucunya (baju merah) yang tewas dibantai tentara Amerika Serikat di Panjwai, Kandahar, Afghanistan, Ahad (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- "Tentara ini menerobos ke dalam rumah Samad, saudara ipar saya, dan kemudian melepaskan tembakan secara membabi-buta; keluarganya kehilangan 11 orang termasuk perempuan dan anak-anak, yang tak berdosa," kata Anar Gul, warga sipil yang selamat dari tembakan brutal itu, sambil berlinang air mata.

Samad Khan adalah satu-satunya penyintas dalam keluarganya sebab ia berada jauh dari Desa Balandi, ketika seorang tentara buron memasuki rumah demi rumah sambil melepaskan tembakan di beberapa desa Afghanistan selatan, Ahad lalu (11/3).

"Memangnya kami ini Taliban? Bahkan Taliban pun takkan melakukan kejahatan semacam ini. Orang Amerika ini sering menggeledah rumah kami dengan membawa anjing dan sekali ini melakukan pembantaian," Anar Gul mempertanyakan, sebagaimana dikutip Xinhua dan dipantau ANTARA di Jakarta, Senin (19/3).

Para pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan, peristiwa tragis tersebut terjadi pada tengah malam 10-11 Maret, ketika seorang prajurit AS berjalan ke luar baraknya di Kabupaten Panjwai, memasuki beberapa rumah di lingkungan itu dan melepaskan tembakan secara membabi-buta sehingga menewaskan 16 warga sipil, termasuk tiga perempuan dan sembilan anak kecil serta melukai sembilan warga desa lagi.

Namun beberapa saksi mata setempat membantah pernyataan itu. Mereka mengatakan, sekelompok tentara AS yang melakukan kejahatan itu, bukan cuma seorang prajurit saja. "Tentara-tentara ini seperti sekelompok pencuri memasuki beberapa rumah dan melakukan pembantaian. Saya sendiri menghitung 15 mayat termasuk beberapa perempuan dan anak kecil," kata warga desa Zangabad, Allah Gul (57 tahun), kepada Xinhua.

Tak lama kemudian, Presiden Afghanistan ,Hamid Karzai, mengutuk penembakan maut tersebut dan menuntut penjelasan dari pemerintah AS. Karzai juga menyerukan penarikan tentara AS pada 2013, setahun lebih awal daripada yang direncanakan oleh Amerika Serikat dan negara lain sekutunya.

Pada Jumat, ketika bertemu dengan beberapa kerabat korban pembantaian di Kandahar di Istana Presiden di Kabul, Karzai menuduh AS gagal membantu penyelidikan pembunuhan oleh tentaranya.

Setelah mengunjungi daerah yang penyerangan, satu delegasi penyelidik dari Parlemen mendapati dua kelompok tentara AS yang berjumlah 15 sampai 20 prajurit melancarkan serangan di kabupaten Panjwai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement