REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sedikitnya 2.000 orang tewas selama setahun kekacauan politik di Yaman, Ahad (18/3). Departemen HAM Yaman mengatakan setidaknya 2.000 orang tewas meliputi demonstran tidak bersenjata dan pembelot militer. Sekitar 120 orang diantaranya anak-anak dan 22 ribu orang terluka sejak tahun lalu.
Pemerintah Yaman merilis angka korban tewas ketika kumpulan pengunjuk rasa menandai satu tahun transisi di Yaman. Menurut kelompok HAM, angka tersebut bisa jauh lebih tinggi dari yang telah dilaporkan. Amnesty Internasional memperkirakan sekitar 200 pengunjuk rasa tewas di awal tahun ini.
Sebelumnya, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang mengundurkan diri sebulan lalu pernah merilis angka korban tewas. Selama hampir setahun, pria bersenjata berpakaian preman yang setia kepada Saleh menyerang pemrotes anti pemerintah.
Ratusan ribu pemrotes turun ke jalan di 18 Provinsi Yaman. Mereka menuntuk Saleh diadili karena banyak demonstran tewas akibat penembak jitu menembak dari atap di Lapangan Perubahan Sanaa.
Namun demikian, Saleh mendapat kekebalan tuntutan dengan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abed Rabbo Mansour Hadi. Hadi yang telah menggantikan Saleh berjanji bahwa keluarga yang kehilangan sanak saudara dalam pemberontakan itu akan diberi uang saku bulanan.
Perdana menteri yang baru saja diangkat, Salem Mohammed Bassindwa, yang berada dikerumunan demonstran juga berjanji akan memenuhi tujuan gerakan mereka. Dia terang-terangan mengecam serangan kepada ratusan ribu kaum revolusioner. Bassindwa kini mengepalai pemerintahan koalisi yang terdiri dari menteri rezim Saleh dan oposisi.
Hingga kini, gejolak internal telah menyebabkan runtuhnya keamanan di banyak bagian Yaman. Pada Ahad (18/3), dua orang bersenjata berseragam militer dan bersepeda motor menembak mati seorang guru Amerika yang bekerja di sebuah lembaga bahasa di pusat kota Taiz.
Di selatan Yaman, di ibukota provinsi Aden dari Zinjibar, para pejabat keamanan mengatakan terjadi pemboman angkatan laut pada Ahad yang menewaskan lebih dari 16 anggota Alqaidah. Militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda telah mengambil keuntungan dari kekacauan di Yaman untuk menguasai kota-kota di daerah itu.
Para pejabat medis mengatakan serangan udara menewaskan sedikitnya delapan militan di Jaar, di utara Zinjibar. Kedua kota telah berada di bawah kontrol Alqaidah sejak musim semi lalu. Penduduk mengatakan seorang warga sipil cedera ketika serangan udara menghantam sebuah kantor pos yang dialihfungsikan menjadi rumah sakit di Jaar.