REPUBLIKA.CO.ID,LONDON— Inggris menuduh Iran pada Ahad (18/3) sengaja memblokir situs “UK for Iranians” yang baru saja diresmikan sepekan lalu.
Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, megatakan, situs tersebut diluncurkan pada Rabu dengan pemblokiran pesan video pribadi selama tiga hari oleh Iran.
“Saya mengutuk tindakan pemerintah Iran. Kami tidak berselisih dengan rakyat Iran dan menyesal bahwa pemerintah Iran takut warganya berinteraksi dengan dunia luar,”kata Hague dilansir Reuters.
Hague menegaskan, situs web (ukforiranians.fco.gov.uk / en dalam bahasa Inggris dan ukforiranians.fco.gov.uk / fa dalam bahasa Persia) dan penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter bukan untuk tujuan buruk. Web tersebut diluncurkan untuk menjelaskan kebijakan Inggris dengan mengikutsertakan warga Iran terlibat di dalamnya.
“Orang-orang Iran harus bertahan dari cengkeraman dari pengetatan sensor. Pemblokiran website kami hanya sebagian kecil dari apa yang dilakukan Iran setiap harinya,”kata Hague.
Hague menuduh Iran memblokir jutaan situs, email, saluran televisi, film dan teater disensor, buku yang tidak diterbitkan, surat kabar dilarang dan sastra tradisional Persia ditulis ulang.
Iran juga sempat memblokir situs serupa yang dibuat Departemen Luar Negeri AS sejam setelah diluncurkan pada Desember. Washington tidak memiliki hubungan diplomatik di Iran sejak kedubesnya diserbu tahun 1979.
Sementara stasiun televisi Inggris, BBC, mengatakan pada Rabu telah mengalami serangan cyber canggih dari Iran.
Seperti yang diketahui, Inggris berada di barisan terdepan bersama oposisi barat untuk program nuklir Iran. Inggris juga mendukung sanksi keras terhadap Iran. Hubungan tidak baik dengan Inggris juga pernah terjadi pada November 2011.
Ketika itu terjadi penyerbuan ke kedutaan Inggris oleh para pengunjuk rasa. Inggris terpaksa mengevakuasi diplomatnya di Iran sementara diplomat Iran di Inggris juga diusir.
Iran mengatakan, Inggris bereaksi berlebihan terhadap pemblokiran situs tersebut. Iran menuduh Inggris melakukan sensor terhadap saluran berita Iran, Press TV. Press TV dilarang mengudara oleh regulator media Inggris pada Januari.