Senin 19 Mar 2012 14:53 WIB

Toko Daging Tradisional di Prancis Turun, Tapi Daging Halal Naik

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Toko daging tradisional di Prancis
Foto: joey-rai.com
Toko daging tradisional di Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Tudingan kelompok sayap kanan Prancis terkait isu daging halal sebenarnya tidak didukung oleh data dan fakta akurat. Terutama dalam meluasnya penyebaran daging halal di Prancis.

Menteri pertanian Prancis, Bruno Le Maire, merilis data dan fakta yang meluruskan masalah tersebut. Menurut Bruno, tidak semua daging yang dijual di Prancis terkategori halal. Namun, jumlah toko daging halal yang dikelola Muslim Prancis memang telah lama meningkat. Sementara jumlah toko daging tradisional menurun.

"Jadi yang dikhawatirkan sebenarnya adalah penurunan jumlah tukang daging tersebut," kata Bruno seperti dikutip alarabiya.net, Senin (18/3).

Kepala Konfederasi Toko Daging Prancis, Dominique Unger menilai secara komersial daging halal banyak dibutuhkan. Sementara, tukang daging tradisional tetap dicari namun tidak sebanyak dengan tukang daging halal. "Setelah perang dunia ke-II, terdapat 40 ribu tukang daging di Prancis. Kini, jumlahnya hanya 20 ribu. Kondisi itu bukan karena ada persaingan dengan toko daging Muslim," kata Unger.

Diungkap Unger, guna menaikan kembali gairah para tukang daging tradisional, konfederasi telah merilis buku berjudul "Louchbeum" yang berarti "daging" dalam bahasa Prancis. Dalam buku tersebut, dipaparkan seni memotong para tukang daging di Prancis. Namun upaya itu belumlah cukup untuk mengembalikan gairah itu. Bahkan para pemuda Prancis tidak begitu peduli dengan kondisi tersebut.

Salah seorang tukang daging, Gerarad Provost, 50 tahun, mengatakan tukang daging tradisional terlalu manja. Padahal seorang tukang daging membutuhkan jam kerja yang cukup panjang dan menuntut fisik yang prima. "Jadi, mereka terlalu manja," kata dia.

Karyawan sebuah toko daging, Youssef Ait-Ben Ali, 49 tahun, mengatakan tukang daging tradisional cenderung ingin mendapatkan uang dengan mudah dan kemewahan. "Orang lebih suka bermimpi dengan tongkat ajaib. Namun, hari-hari indah itu sudah berakhir. Anda harus bangun dari mimpi dan bekerja jauh lebih keras," kata dia.

Dalam satu kasus, seperti yang digambarkan Youssef, di kawasan miskin Prancis, tidak ada satupun tukang daging tradisional membuka tokonya. Kekosongan itu, segera diisi oleh tukang daging halal. Mereka merupakan para pensiunan. Mereka bersedia bekerja berjam-jam selama enam hari. "Mereka bahkan melibatkan keluarga untuk berbagi pekerjaan," ungkap Toko daging Boucherie Nouvelle du Marche, Farid Nahim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement