Selasa 20 Mar 2012 00:07 WIB

Rebut Tanah Palestina, Israel Bangun 187 Ribu Apartemen Baru

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Pemukiman Yahudi di Palestina
Foto: www.hasmi.org
Pemukiman Yahudi di Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM - Pemerintah zionis Israel mengumumkan serangkaian proyek mercusuar pembangunan 187 ribu apartemen baru selama lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan harian lokal Israel, Maariv, Ahad (18/3). Dari 187 ribu apartemen tersebut, sekitar 40 ribu apartemen akan diperuntukkan bagi warga Yahudi menengah ke bawah, di sekitar wilayah Yerusalem dan Te Aviv. Sedangkan sisanya akan diperuntukkan bagi warga Israel menengah ke atas.

Proyek mercusuar Israel ini adalah bagian dalam program penyediaan rumah bagi warga Yahudi, di mana sebagian besar tanahnya diambil dari warga Palestina. Pemerintah Israel juga memberikan bantuan sewa kepada warga Yahudi, namun dengan pajak atas properti yang dikenakan dua kali lipat.

Ini adalah langkah Israel yang disebut 'membebaskan tanah' warga Palestina dan mendirikan 15 ribu apartemen per tahun bagi warga Yahudi. Langkah itu didasarkan pada rekomendasi dari komite Trajtenberg, yang didirikan oleh Yahudi Israel untuk menuntut penyediaan tempat tinggal.

Dalam laman media Palestina Maannews.net, Senin (19/3) menyebutkan, hingga kini tidak jelas, bagaimana Israel mendapatkan tanah untuk pembangunan proyek mercusuar apartemen mereka. Namun dipastikan tanah warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur akan menjadi sasaran perampasan untuk membangun apartemen tersebut.

Di sisi lain, ketika rakyat Palestina semakin terusir, dalam laman Haaretz, Senin (19/3), Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak menjual apartemen mewahnya Akrov towers di Tel Aviv senilai 2,5 juta dolar AS. Hal ini mengundang kritik, ketika tanah warga Palestina dirampas, justru simbol kemewahan muncul di setiap pemukiman Israel.

Israel menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza sejak tahun 1967.  walau melanggar perjanjian internasional. Walau  dikecam dunia, namun tidak ada yang bisa menghentikan aksi penjarahan tanah yang dilakukan Israel ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement