REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa negaranya sedang mempersiapkan angkatan bersenjatanya dalam menghadapi segala ancaman yang muncul dari sistem rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Medvedev menyampaikan hal itu pada pertemuan dengan para pejabat militer Rusia, dan menambahkan bahwa ini bukan berarti Moskow akan menghentikan dialog dengan Washington. "Pada tahun 2017-2018 kita harus sepenuhnya siap dengan persenjataan lengkap," kata Medvedev.
Ditambahkannya bahwa dana belanja sektor pertahanan Rusia diperkirakan akan meningkat 2,8 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2018.
Moskow menyarankan pembagian kontrol sistem rudal dan menegaskan bahwa tujuan dari perisai NATO itu adalah untuk mengepung Rusia. Meski demikian, Washington menolak usulan pembagian kontrol perisai rudal itu dengan pihak ketiga.
Sebagai imbalannya, Rusia mengancam akan mengarahkan rudal generasi baru pada sasaran militer Eropa dan menempatkan rudal-rudal pencegat.
Pasukan multinasional NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat itu, mengklaim bahwa sistem rudalnya bertujuan mencegat segala kemungkinan serangan dari negara ‘nakal' di kawasan. Sistem perisai rudal tersebut akan dilanjutkan meski ada kekhawatiran Rusia.Namun, Moskow mengharapkan adanya jaminan hukum bahwa sistem tersebut tidak menarget Rusia.