REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan hubungan Indonesia dengan Timor Leste. Pernyataannya itu disampaikan di depan Sekjen PBB, Ban Ki Moon dan PM dan Menhan Timor Leste, Xanana Gusmao dalam acara JIDD 2012.
Ia menyatakan hubungan kedua negara kuat. "Meski sejarah di masa lalu menyakitkan, tetapi itu tidak menghentikan kita untuk membangun dunia lebih baik. Darippada memikirkan masaa lalu, lebih baik duduk bersama dan mencari solusi bersama," katanya, Rabu (21/3).
Ia mengatakan Indonesia dan Timor Leste saat ini memiliki kerjasama perbatasan bersama dan hubungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan The Falintil - Defense Forces of Timor-Leste (F-FDTL) yang sangat baik.
Dia mengatakan hubungan kedua negara menyebabkan situasi perbatasan tidak hanya damai tetapi membuat kawasan lebih stabil. Timor Leste telah menjadi tetangga yang baik dan kuat di Asia tenggara. Dengan hubungan yang terbina itu, ia menyatakan keamanan di kawasan regional lebih stabil dan terjaga.
"Hubungan bilateral kami lebih koorporatif, ini kontras dengan beberappa tahun yang lalu," katanya. Menurutnya, dunia telah mengakui hubungan kedua negara tersebut.
Indonesia dan Timor Leste yang dulunya bernama Timor Timur memang memiliki sejarah hitam. Berawal saat negara yang dulu bernama Timor Timur harus melepaskan dari dari bagian Indonesia pada tahun 1999 melalui referendum.
Pada kesempatan ini, SBY pun menyampaikan rasa hormatnya atas kehadiran Perdana Menteri Xanana Gusmao dalam JIDD II. "Saya selalu menghargai dan mengapresiasi setiap kesempatan untuk bertemu dan bekerjasama dengannya selama bertahun-tahun," ujarnya.
Dengan situasi ini seperti sekarang, ia menyakini kawasan Asia Tenggara bisa bersatu dalam satu komunitas Asean. Apalagi Timor Leste tinggal selangkah lagi bergabung menjadid bagiana dari Asean. "Daerah kami tidak lagi dibagi, tetapi bersatu sebagai ASEAN 10," katanya.