Jumat 23 Mar 2012 09:55 WIB

Alhamdulillah, RSI Gaza Hampir Rampung

Rep: indah wulandari/ Red: Hafidz Muftisany
Relawan MER-C dan para pekerja tengah melakukan pengecoran lantai tiga bangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, di Jalur Gaza, Palestina, Selasa (20/3). (Doc MER-C)
Relawan MER-C dan para pekerja tengah melakukan pengecoran lantai tiga bangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, di Jalur Gaza, Palestina, Selasa (20/3). (Doc MER-C)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Pekerjaan tahap I Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina oleh tim Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) mendekati akhir. Tanggal 20 Maret 2012, pengecoran lantai tiga menandai semakin dekatnya penyelesaian tahap I ini.

"Proses pengerjaannya sudah 97 persen," terang Nur Ikhwan Abadi, salah satu relawan MER-C Indonesia di Gaza - Palestina, Jumat (23/3).

Eksterior RSI Gaza ini cukup unik. Bentuknya segi delapan yang terinspirasi dari Masjid Qubbah Sakhra di Al-Quds. Melihat bentuk awal ini, ujar Ikhwan, rasa haru dan bahagia tampak di wajah setiap relawan Indonesia.

Proses pengerjaan yang berlangsung lebih dari satu tahun tersebut diawasi sebanyak enam orang relawan MER-C Indonesia. Idenya sendiri dilontarkan sekitar tiga tahun yang lalu. Saat itu terkumpul dana bantuan dari warga Indonesia sekitar Rp 10 miliar.

Niatannya, dibangunnya RS ini menggaungkan nama Indonesia di setiap sudut kota Gaza. "Jika rakyat Gaza bicara tentang Indonesia, maka akan teringat dengan jumlah muslim terbesar di dunia," terang Ikhwan. Bahkan setiap rakyat Gaza yang bertemu relawan menyatakan terima kasihnya kepada rakyat Indonesia dan mendoakan semoga program ini menjadi timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.

 

Bangunan RSI ini merupakan bangunan pertama di Gaza yang dibangun dari nol sejak agresi Israel ke Gaza 2008-2009 yang lalu. Bentuknya yang unik, desainnya yang sangat asing membuat bangunan RSI ini menjadi bangunan terunik di Gaza. Tidak pernah ada bangunan seperti ini sebelumnya di Gaza, bahkan setiap orang yang datang melihat terheran-heran, hingga para insinyur di Gaza pun heran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement