Jumat 23 Mar 2012 16:53 WIB

Cina Perkuat Sistem Alarm Anti-Pengungsi Korut, Minus Bunyi

Perbatasan Korut dan Korsel, tampak di belakang turis Amerika terlihat berdiri di area perbatasan Korea Selatan
Foto: AP
Perbatasan Korut dan Korsel, tampak di belakang turis Amerika terlihat berdiri di area perbatasan Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Cina telah memasang sistem alarm tidak bersuara di setiap rumah di kota perbatasan. Langkah itu bagian dari upaya memperkuat tindakan keras terhadap para pelarian dari Korea Utara, kata sebuah laporan, Jumat (23/3).

Sistem itu dirancang untuk membiarkan warga diam-diam mengirim sinyal ke polisi jika pelarian dari Korea Utara datang ke rumah mereka dan meminta bantuan, kata kantor berita Korea Selatan, Yonhap.

Sistem itu dapat mengirimkan dialog antara pemilik rumah dan pengunjung ke pihak berwenang.Pemerintah Cina berencana untuk memperluas sistem alarm diam itu ke daerah lain yang berbatasan dengan Korea Utara, kata kantor berita itu.

"Jika Anda menekan tombol merah di dinding, sinyal langsung terhubung ke stasiun polisi," kata Yonhap mengutip seorang sumber. Pria itu mengatakan ia melihat perangkat itu dalam perjalanannya baru-baru ini untuk mengunjungi kerabatnya di perbatasan Yanbian, bagian timur laut Provinsi Jilin.

Yonhap mengatakan, China telah meningkatkan tindakan keras di daerah perbatasan sejak Korea Selatan mengritik upaya repatriasi atas puluhan pengungsi Korea Utara pada Februari dan bulan ini.

Hampir semua orang yang melarikan diri dari Korea Utara pertama kali sellau melintas ke China. Jika tertangkap mereka terancam dipulangkan.

Banyak diantaranya berhasil bersembunyi dan kemudian melakukan perjalanan ke negara-negara Asia Tenggara sebelum terbang ke Korea Selatan untuk bermukim kembali.

Seoul telah berulang kali mendesak Beijing untuk memperlakukan pelarian dari Korea Utara sebagai pengungsi dan tidak mengirim mereka kembali, karena mereka terancam menghadapi hukuman berat.

Dalih Cina, mereka adalah migran ekonomi sehingga tidak layak memperoleh perlindungan sebagai pengungsi.

Badan pengungsi PBB dan pengawas hak asasi manusia Amnesty International juga telah mendesak Beijing untuk tidak mengirim pengungsi kembali ke Korea Utara. Amnesty mengatakan pengungsi yang direpatriasi dikirim ke kamp kerja paksa dan mendapat penyiksaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement