Jumat 23 Mar 2012 23:10 WIB

19 Tahanan Melarikan Diri dari Penjara Irak

REPUBLIKA.CO.ID, KIRKUR -- Sebanyak 19  tahanan, sebagian besar menghadapi tuduhan terorisme, melarikan diri dari satu penjara sementara di kota Kirkuk, Irak utara, melalui jendela ventilasi, Jumat, kata seorang pejabat senior polisi.

Patroli-patroli polisi dikerahkan ke seluruh kota yang terletak sekitar 250km utara Baghdad itu, dan satu pencarian dilakukan untuk menangkap para tahanan itu, kata sumber-sumber polisi.

"Sembilan belas tahanan lari. Mereka melepaskan ventilator di kamar mandi dan dengan menggunakan selimut terjun dari tempat yang terbuka itu," kata Wakil Komandan Kepolisian Mayjen Torhan Abdulrahman Youssef kepada Reuters.

"Sebagian besar mereka itu dituduh terlibat terorisme. Penyelidikan sedang dilakukan."

Sumber-sumber polisi mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 04.30 waktu setempat (08.30 WIB) di penjara sementara di Kirkuk tengah, yang terdapat kompleks polisi yang dijaga ketat.

Para tahanan biasanya ditahan di sana menunggu disidangkan di pengadilan. Youssef mengatakan ini adalah pertama kali insiden seperti itu terjadi di kota itu.

September lalu, 35 tahanan yang menghadapi tuduhan-tuduhan terorisme melarikan diri melalui satu pipa pembuangan kotoran dari satu penjara darurat di kota Mosul, Irak utara, satu pangkalan Al Qaida yang telah melakukan sejumlah pembobolan penjara besar.

Polisi Irak dapat menangkap kembali 21 orang di antara mereka. Kirkuk, yang penduduknya terdiri berbagai suku yaitu Arab, Kurdi, Turki dan lainnya, adalah pusat dari sengketa panjang antara pemerintah pusat Irak dan daerah otonomi Kurdi, yang mengklaim kota itu dan cadangan minyaknya.

Aksi kekerasan menurun drastis di Irak sejak mencapai puncaknya dalam perang sektarian tahun 2006-2007 tetapi penembakan, ledakan bom dan serangan-serangan lain masih terjadi setiap hari.

Lebih dari 30 bom menghantam kota-kota besar dan kecil di seluruh Irak Selasa, menewaskan setidaknya 52 orang dan mencederai sekitar 250 orang. Ini adalah hari paling berdarah dalam hampir sebulan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement