REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Presiden Barack Obama secara resmi mengumumkan bantuan militer 1,3 miliar dolar untuk Mesir meskipun kegagalan Kairo dalam memenuhi tuntutan kelompok pro-demokrasi, kata Badan Keamanan Nasional AS seraya menambahkan bahwa bantuan militer akan terus berlanjut.
"Keputusan itu mencerminkan niat AS untuk menjaga kemitraan strategis dengan Mesir dan akan lebih kuat dan lebih stabil dengan keberhasilan transisi menuju demokrasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland seperti dilansir Reuters.
Meski demikian, keputusan tersebut menuai kritik dari beberapa anggota parlemen AS. Tindakan keras Mesir terhadap aktivis pro-demokrasi, termasuk beberapa kelompok AS memantik kemarahan anggota parlemen di Washington dan mendorong pemerintahan Obama untuk memperingatkan Kairo soal pemutusan bantuan tersebut.
Para analis politik mengatakan, langkah itu menunjukkan bahwa AS masih berharap untuk mempertahankan pengaruhnya di Mesir. "AS terus menaruh harapan pada militer sebagai mitranya di Mesir dan ini tidak sesuai dengan realitas di Mesir sekarang," kata Michele Dunne, Direktur Pusat Rafik Hariri untuk Timur Tengah.
"Militer masih berpengaruh, tetapi lembaga sipil seperti parlemen dan presiden baru yang akan terpilih pada bulan Mei, jauh lebih penting," tambahnya.