REPUBLIKA.CO.ID, Israel mengizinkan sembilan kapal tanker berisi bahan bakar untuk menyebrang ke jalur Gaza, kemarin (23/03). Hal ini dilakukan untuk menambal kekurangan daya yang dipicu oleh sengketa antara Mesir dan Hamas.
Pengiriman sekitar 450 ribu liter solar industri merupakan yang pertama di Gaza. Hampir setahun Hamas memperlunak pertahanan untuk mau menerima pasokan dari tetangga Yahudi. Persediaan bahan bakan ini cukup untuk kekuatan pabrik, yang menjadi mata pencaharian dua pertiga penduduk Gaza.
Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa saat ini sedang diusahan tambahan kiriman bahan bakar. Krisis bahan bakar telah melumpuhkan Gaza dalam beberapa pekan terakhir. Pompa bensin kering dan sebagian besar penduduk mengalami pemadaman listrik.
"Pengiriman bahan bakar ini berlanjut pada kontrak yang intensif antara pemimpin Fatah Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, Presiden Mesir, Presiden Israel," kata Pejabat Otoritas Palestina, Raed Fattouh seperti yang dilansir Gulf Times.
Hamas pada awalnya tidak ingin menerima diesel, tapi kemudian ia melunak dan berubah pikiran. Ribuan pendukung Hamas turun ke jalan Gaza setelah solat Jumat. Mereka menuntut Mesir untuk memasok bahan bakar yang habis.
Mereka menuduh Abbas dan Israel memperketat blokade sebagai upaya untuk mengakhiri pemerintahan mereka. Pejabat Senior Hamas Khalil al-Hayya mengatakan kekurangan energi disebabkan oleh kelompok tertentu. Kelompok ini mencoba memeras mereka untuk membuat konsesi dalam konflik dengan Israel.
Hayya mengatakan Hamas akan menindak tegas beberapa anggota Fatah di Jalur Gaza. Mereka diduga bekerja dengan Israel untuk memprovokasi pemberontakan terhadap kelompok Islam. Namun, salah seorang pejabat Fatah mengatakan bahwa Hamas sedang berusaha mengalihkan perhatian masyarakat Gaza karena gagal melayani masyarakat.