Sabtu 24 Mar 2012 13:49 WIB

AS Wanti-wanti Roket Korut yang Ditujukan ke Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Seorang pejabat senior Amerika Serikat memperingatkan peluncuran roket Korea Utara mendatang akan ditujukan untuk pertama kali pada Korea Selatan dan akan berdampak pada satu daerah antara "Australia, Indonesia dan Filipina".

Kurt Campbell, asisten menteri luar negeri Amerika Serikat urusan Asia Timur dan Pasifik, mengutarakan pesan itu kepada Menlu Australia Bob Carr, kata surat kabar Sydney Morning Herald, Sabtu.

"Jika uji coba rudal itu dilakukan seperti yang diutarakan Korut, kami berpendapat itu akan berdampak pada satu daerah antara Australia, Indonesia dan Filipina," kata Campbell, yang dikutip surat kabar itu.

"Kita tidak pernah melihat lintasan peluru roket ini sebelumnya. Kita harus membicarakan hal itu dengan negara-negara ini dan meminta mereka menegaskan bahwa uji coba seperti itu adalah provokatif dan rencana ini harus dihentikan."

Korut yang memiliki senjata nuklir mengumumkan akan meluncurkan satu roket pertengahan April untuk menempatkan satu satelit dalam orbit, satu tindakan yang Amerika serikat, Australia dan negara-negara lain anggap sebagai satu tindakan terselubung bagi uji coba rudal jarak jauh yang dilarang PBB.

Pada Jumat Korut mengatakan persiapan-persiapan bagi peluncuran itu "telah memasuki tahap aksi" dan berjanji akan melakukan "tindakan balasan" terhadap negara-negara yang menentang operasi itu.

Korut mengatakan peluncuran itu tidak melanggar satu perjanjian yang diumumkan bulan lalu dengan Amerika Seriat, bahwa Korut setuju menghentikan program pengayaan uranium dan uji-uji coba rudal di kawasan itu, dan Filipina telah meminta bantuan dari AS untuk memantau roket itu, bagian darinya diperkirakan akan jatuh di kepulauan itu.

Jepang telah mempersiapkan sistem pertahanan rudal untuk menembak jatuh setiap roket yang mengancam negara itu. Sekutu utama Korut, China mendesak "semua pihak tenang dan menahan diri".

Carr setelah pertemuan dengan Campbell mengatakan peluncuran itu merupakan "pelanggaran keras resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB."

Satu resolusi Dewan Keamanan PBB yang disetujui setelah Korut melakukan uji-uji coba rudal dan nuklir 2009 melarang satu peluncuran rudal balistik untuk suatu tujuan.

"Rencana nuklir dan rudal jarak jauh merupakan satu ancaman riil bagi keamanan kawasan itu dan Australia," kata Carr kepada surat kabar Herald.

Carr menambahkan bahwa ia dan Campbell "bertukar pikiran tentang bagaimana AS dan Australia dan sekutu-sekutu untuk mendorong Korut menghentikan rncana-rencananya itu".

Para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama akan melakukan pertemuan di Seoul pekan depan ntuk membicarakan terorisme nuklir. Sekjen PBB Ban Ki-moon berencana akan mengutarakan soal peluncuran roket Korut itu dalam KTT Senin dan Selasa itu.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement