REPUBLIKA.CO.ID, Afghanistan -- Amerika Serikat menyatakan hanya satu tentara yang di jadikan tersangka pembunuhan atas pembantaian warga sipil Afghanistan, meskipun menurut Kabul ada sekitar 20 tentara Amerika yang terlibat dalam pembantaian Kandahar.
"Tuduhan yang menyatakan bahwa pada atau sekitar 11 Maret 2012, Staf Sersan [Robert] Bales sudah merencanakan terlebih dahulu mengenai penyerangan 17 warga sipil Afghanistan 17 dan berusaha untuk pembunuhan enam warga sipil lainnya," kata sebuah pernyataan angkatan bersenjata AS di Afghanistan pada Jumat kemarin .
Sementara itu saksi serta misi pencari fakta Afghanistan mengatakan ada 20 tentara terlibat dalam pembantaian "16" warga sipil Afghanistan di provinsi Afghanistan selatan Kandahar, yang diyakini paling mematikan oleh tentara pimpinan Amerika selama dekade kependudukan Afghanistan.
Berita itu datang setelah Bales dipindahkan ke sebuah penjara di Fort Leavenworth, Kansas. Keluarga korban sendiri marah dan meminta pelaku disidang di Afghanistan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, bergerak dari rumah ke rumah, seorang tentara menembaki penduduk Afghanistan disaat mereka tertidur, Ahad (11/3) di dua desa yang terletak di distrik Panjwai. Sebanyak 16 orang tewas.
Sebagian besar yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan. Serangan ini menyulut kembali kemarahan warga Afghanistan terhadap kehadiran AS di negaranya. Setelah membunuh penduduk, tentara juga membakar jasad mereka.
Menurut keterangan pejabat AS dan Afghanistan, serangan itu terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari. Lokasi penembakan adalah dua desa yang terletak di distrik Panjwai. Distrik ini merupakan pedesaan yang terletak di luar Kandahar. Distrik ini juga dikenal sebagai tempat lahir dan pusat komando Taliban.