Ahad 25 Mar 2012 17:01 WIB

Ahmadinejad Serukan Negara Timteng Lawan Agresi Penjajah

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE -- Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyerukan kepada negara-negara regional di kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah untuk bersatu menghadapi agresi negara-negara penjajah.

Berbicara di Dushanbe untuk mengadiri perundingan keamanan sekaligus dengan sejawat-sejawatnya dari Afghanistan dan Pakistan, Ahmadinejad mengatakan, setiap negara berhak menjalankan kehidupan dengan bermartabat.

Dalam kesempatan itu, Ahmadinejad menerangkan perayaan Tahun Baru Iran, Nowruz yang menunjukkan kehidupan hanya membaik setelah musim dingin datang ketika para sahabat bersatu.

"Nowruz adalah secara tradisi dianggap sebagai hari baru tanpa properti, agresi, ketidakstabilan, kejahatan, diskriminasi, penjajahan dan penghinaan martabat manusia," kata Ahmadinejad dalam satu acara yang diselenggarakan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, seperti dinukil dari AFP, Ahad (25/3). "Semua orang memiliki hak untuk menjalankan kehidupan mereka yang bermartabat."

Untuk memuluskan langkah itu, Ahmadinejad dan Rahmon rencananya bakal bertemu Presiden Pakistan. Asif Ali Zardari dan pemimpin Afghanistan, Hamid Karzai untuk melakukan perundingan yang bertujuan memperkuat sikap bersama di wilayah yang sedang dilanda gelisah tersebut.

Pertemuan itu secara resmi dipusatkan untuk membantu ekonomi Afghanistan karena kehadiran pasukan NATO di negara itu akan berakhir pada 2014 mendatang.

Ahmadinejad pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menggalang dukungan guna menghadapi tekanan baru dunia internasional, khusunya Amerika Serikat dan Israel yang mempermasalahkan program nuklir yang Iran bangun.

"Hanya para sahabat dan tetangga-tetangga Afghanistan yang dapat melakukan dan secara realistis membantu negara ini (Afghanistan)," kata Ahmadinejad dalam satu pernyataan yang dikeluarkan kantor Kepresidenan Iran, Sabtu (24/3) waktu setempat.

Presiden sederhana kelahiran 55 tahun silam itu lantang mengatakan, "Para penjajah yang datang ke negara ini dari jarak berkilo-kilometer jauhnya tidak berada di sini untuk membantu pemerintah dan rakyat Afghanistan. Tetapi (mereka) di sini untuk menjarah sumber-sumber alam dan tambang-tambang Afghanistan."

Kunjungan Agmadinejad itu dilakukan saat seorang pejabat AS bersiap untuk berunding dengan Wakil Menteri Luar Negeri Afghanistan, Jawed Ludin dan Menlu Pakistan, Jalil Abbas Jilani untuk membicarakan kunjungan Karzai ke Islamabad pada Februari mendatang.

Kedutaan Besar AS di Dushanbe mengatakan, utusan regional Washington Marc Grossman akan membicaraan usaha untuk memperkuat proses perdamaian dan proses rekonsiliasi dan perdamaian kekal di Afghanistan.

sumber : AFP/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement