REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Partai-partai oposisi Pakistan memberi peringatan dan protes keras kepada parlemen. Mereka mengatakan bahwa pembukaan rute pasokan logistik untuk pasukan pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan akan menciptakan kerusuhan di negara itu.
“Aksi protes terkait rencana pembukaan rute pasokan tersebut terjadi di sebelah utara kota Peshawar pada Ahad (25/3). Oleh karena itu, parlemen akan memulai pembicaraan mengenai hubungan Pakistan dengan AS pada Senin (26/3),” sebut Press TV melaporkan.
Islamabad telah menutup penyeberangan perbatasan untuk NATO pada November 2011 lalu. Ini setelah serangan aliansi militer pimpinan AS menewaskan 24 tentara Pakistan.
Washington sejauh ini telah melakukan permintaan maaf sehingga hubungannya dengan Pakistan kembali membaik. Pembicaraan parlemen pada Senin (26/3) ini pun kemungkinan mengarah pada pembukaan kembali rute yang digunakan untuk transfer persediaan logistik bagi pasukan asing yan ditempatkan di Afghanistan.
Namun, partai-partai oposisi bersumpah akan mencegah pemerintah memulihkan dan membuka jalur pasokan itu. Pemimpin oposisi di Majelis Nasional, Chaudry Nizar Ali Khan, mengatakan bahwa Islamabad saat ini tidak harus membuka kembali rute pasokan AS.
Jamat-e-Islami serta aliansi partai oposisi lainnya, Dewan Difa-e-Pakistan, juga telah memperingatkan Islamabad untuk tidak melakukan kebijakan tersebut. Tapi Menteri Informasi dan Penyiaran, Firdous Ashiq Awan, mengatakan bahwa hanya parlemen yang memiliki hak untuk memutuskan tentang masalah tersebut.
”Badan legislatif komite keamanan telah menyerahkan rekomendasi pada pemerintah untuk membicarakan masalah ini dengan Washington. Langkah ini akan dilakukan setelah parlemen mengambil keputusannya,” katanya.