Senin 26 Mar 2012 15:18 WIB

Krisis Listrik di Gaza 18 Jam Sehari

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Djibril Muhammad
Seorang anak membawa lentera dalam krisis listrik di Gaza.
Foto: Infopalestina,com
Seorang anak membawa lentera dalam krisis listrik di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY - Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza berhenti beroperasi, Ahad (25/3). Akibatnya ratusan penduduk harus rela hidup tanpa listrik untuk waktu yang lama.

Situasi ini tentu saja membahayakan nyawa bagi pasien di rumah sakit. Rumah sakit tidak bisa beroperasi maksimal dan para siswa terpaksa belajar dengan menggunakan cahaya lilin.

Sebenarnya sekitar 450 ribu liter bahan bakar dari Israel telah tiba. Namun, Otoritas Listrik Gaza mengatakan, bahan bakar tersebut telah menguap dari tankinya. Dalam satu hari, warga hanya diberi jatah delapan jam listrik dalam satu hari. "Generator listrik di Gaza City telah berhenti setelah dua hari beroperasi," ujar otoritas dalam pernyataannya, Senin (26/3).

Otoritas meminta semua pihak segera mengambil langkah permanen yang diperlukan untuk mengatasi krisis tersebut. Menteri Kesehatan Hamas Bassem Naim mengatakan, kekurangan bahan bakar membahayakan nyawa banyak orang. "Sebanyak 50 persen ambulans dan kendaraan milik kami tidak bisa bekerja," kata Naim dalam pernyataan.

Ia mengatakan, sebuah operasi terhenti di tengah jalan akibat terputusnya aliran listrik. Pejabat Israel mengatakan, krisis bahan bakar adalah persoalan internal Palestina. Jika Bank pihak Barat yang berbasis di Palestina bersedia membayar untuk bahan bakar, Israel akan memfasilitasinya.

"Israel tidak pernah membatasi peredaran bahan bakar dan tidak akan melakukan hal tersebut," ujar Juru Bicara Departemen Militer Israel yang bertanggung jawab terhadap akses Israel-Gaza, Guy Inbar.

Pemimpin Hamas Khalil Haya mengatakan, rakyat Palestina merupakan korban konspirasi. Pejabat Hamas tidak menghadiri pertemuan akhir pekan lalu di Kairo yang direncanakan membahas solusi mengatasi krisis, kantor berita Palestina WAFA melaporkan.

Dalam wawancara dengan surat kabar Gaza Felesteen, seperti dikutip dari laman Timesofisrael, Juru Bicara Hamas Sami Abu-Zuhri mengatakan ada konspirasi antara Arab dan Israel untuk membatasi pasokan bahan bakar dan peralatan medis ke Jalur Gaza.

Pengiriman bahan bakar Jumat lalu dilakukan setelah pejabat Mesir bersepakat dengan Israel untuk mengizinkan pengiriman tersebut.

Seorang pejabat Mesir mengatakan kepada AFP dalam kesepakatan tersebut sekitar 900 ribu liter akan dikirim. Belum diketahui kapan sisanya akan dikirim. Sekitar sepertiga listrik di Gaza di pasok dari generator listrik Gaza. Sisanya berasal dari generator pribadi.

Menurut lembaga kemanusiaan PBB, OCHA, pembangkit listrik tersebut berhenti beroperasi untuk yang ketiga kalinya dalam empat pekan. Dalam satu hari pasokan listrik terhenti selama 18 jam.

Generator listrik Gaza telah lama mengalami pemadaman. Kapasitas listrik generator tersebut adalah 140 megawatt. Namun, dalam beberapa tahun terakhir generator tersebut hanya mampu beroperasi setengah dari kapasitasnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, situasi di Gaza memburuk karena krisis listrik. Sebagian besar menyelundup melalui terowongan perbatasan ke Mesir.

sumber : AFP/CNN
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement