REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, memperingatkan Korea Utara (Korut) dan Iran bahwa mereka tidak punya banyak pilihan atas program nuklirnya. "Provokasi dan program senjata nuklir hanya semakin memojokkan posisi kalian (Korut dan Iran)," ujar Obama, Senin (26/3).
Korea Selatan (Korsel) memperingatkan mereka bisa saja menembak jatuh roket Korut jika melanggar teritori negaranya. Baik AS maupun Korsel khawatir akan uji coba roket jarak jauh Korut. Dalam pernyataannya Senin pagi di Universitas Hankuk, Obama dengan jelas menantang para pemimpin Korut. Ia meminta Korut agar mendukung perdamaian.
Gedung Putih mengatakan, Obama meminta Presiden Cina, Hu Jintao, mendesak Korut agar tunduk pada peraturan internasional. Wakil Penasehat Keamanan Nasional Obama, Ben Rhodes, mengatakan Hu menganggap peluncuran roket Korut secara serius. Namun, AS merasa perlu mewaspadai pernyataan Cina tersebut. Negara Paman Sam belum sepenuhnya percaya bahwa Cina akan mengambil langkah tegas terhadap Korut.
Menurut AS, peluncuran roket Korut pekan depan menambah daftar panjang uji coba peluncuran roket yang dilakukan negara komunis itu. Topik tentang peluncuran roket Korut mendominasi pertemuan nuklir 50 negara di Seoul.
Seperti diberitakan Associated Press, Obama berjanji akan terus mencoba membersihkan dunia dari senjata nuklir meskipun misinya tersebut ditentang Rusia. Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan kepada Obama bahwa isu politik, seperti nuklir merupakan isu yang cukup berat digulirkan dalam masa kampanye presiden AS.