Selasa 27 Mar 2012 12:18 WIB

Terorisme Nuklir Jadi Isu Sentral KTT Keamanan Nuklir

Rep: Nasihin Masha/ Red: Hafidz Muftisany
Presiden AS Barack Obama (kiri) bersama Presiden Korsel Lee Myung-bak (kanan) dalam KTT Kemanan Nuklir di Korsel
Foto: vietnam.net
Presiden AS Barack Obama (kiri) bersama Presiden Korsel Lee Myung-bak (kanan) dalam KTT Kemanan Nuklir di Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak menegaskan bahaya terorisme nuklir sebagai ancaman perdamaian dunia. “Mewujudkan sebuah dunia tanpa senjata nuklir dan sebuah dunia yang terbebas dari ancaman terorisme nuklir adalah tujuan utama yang ingin dicapai oleh orang-orang yang cinta damai,” katanya.

Seperti dilaporkan wartawan Republika Nasihin Masha, dalam pembukaan KTT Keamanan Nuklir di Korea Selatan, Lee menegaskan nuklir tak boleh untuk tujuan terorisme. “Tak ada cara efektif untuk menghalangi kelompok teroris dari penggunaan material nuklir jika mereka telah memilikinya,” katanya.

Lee mengungkapkan, saat ini masih ada lebih dari 1.600 ton HEU dan 500 ton plutonium. “Ini material yang cukup untuk membuat lebih dari 100 ribu senjata nuklir,” katanya. Karena itu, katanya, kita harus mencari solusi mendasar dan cara optimal untuk mencegah terorisme nuklir.

Pada bagian lain, Lee mengatakan, kecelakaan nuklir Fukushima setahun lalu menyadarkan dunia  untuk memperkuat keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir. “Kita harus menempatkan keselataman dan keamanan nuklir  dalam suatu kerangka kerja yang koheren. Ini akan menjamin energi nuklir untuk tujuan damai,” katanya.

“Kita dapat mencegah terorisme nuklir jika dunia bersatu dan bekerja sama. Kita harus mendapatkan penyelesaian. Kita harus membuat komitmen konkret. Dan kita harus bertindak,” kata Lee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement