REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dalam KTT Keamanan Nuklir, Presiden Obama mengatakan bahwa terorisme nuklir adalah yang paling mendesak dan serius yang mengancam keamanan global. “Kita sudah bersepakat tentang tujuan keamanan material nuklir dunia dalam empat tahun ini,” katanya.
Seperti dilaporkan wartawan Republika Nasihin Masha, Obama juga mengingatkan komitmen untuk melakukan langkah spesifik dan konkret. Untuk itu, katanya, perlu upaya baru untuk melanjutkan sebuah kerja sama internasional. Selain itu juga perlu menciptakan sebuah arsitektur sehingga bisa berbagi pengalaman praktis untuk memperkuat komitmen yang sudah dibuat. “Sehingga kita bisa memperbaiki setiap aspeknya,” katanya.
“Hari ini kita bisa menjawab komitmen kita di Washington. Kita memperbaiki keamanan fasilitas nuklir kita. Kita membangun kemitraan baru,” imbuhnya. Sebagai hasilnya, katanya, material nuklir tak lagi jatuh ke tangan teroris. Walau demikian ia mengakui ancaman itu tetap ada.
“Masih terlalu banyak orang-orang jahat dan material nuklir tetap rentan di banyak tempat,” katanya. Hal itu, ujarnya, menuntut berlanjutnya upaya serius. “Kita di sini bukan untuk berbicara tapi melakukan aksi,” katanya.
“Saya berpendapat kita semua paham tak satu bangsa pun yang dapat melakukan ini sendirian,” katanya. Ini satu tantangan dalam dunia yang saling berkaitan dalam suatu komunitas. Apa yang telah dilakukan di Washington dan kini di Korea Selatan, katanya, menjadi bagian dari suatu desain artsitektur global untuk mengurangi bahaya senjata nuklir dan terorisme. “Juga mengizinkan mereka untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai,” katanya.