REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dukungan warga Amerika Serikat terhadap perang Afghanistan terus menurun dalam beberapa bulan terakhir, Selasa (27/3).
Warga AS menilai alasan terjadinya perang yang dimulai sejak satu dekade lalu semakin tidak jelas. Hal tersebut terungkap dalam jajak pendapat yang dilakukan New York Times dan CBS News Senin lalu.
Sekitar dua pertiga atau 69 persen warga AS menilai AS harus menghentikan perang di Afghanistan. Jumlah tersebut naik dari jajak pendapat serupa November lalu, yaitu 53 persen. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak New York Times dan CBS News mengajukan pertanyaan yang sama pada 2009.
Sebanyak 68 persen mengatakan konflik semakin memburuk. Pada November 2011, mereka yang mengatakan hal tersebut hanya 42 persen.
Hasil jajak pendapat tersebut sama dengan jajak pendapat lain. Jajak pendapat dilakukan setelah insiden penembakan 17 warga sipil Afghanistan oleh tentara AS. Belum lagi kasus pembakaran Alquran yang dilakukan pasukan keamanan NATO di pangkalan mereka bulan lalu.
Berdasarkan jajak pendapat di atas, kesan negatif dari perang meningkat di kalangan Partai Demokrat dan Partai Republik. Sebanyak 60 persen anggota Republik mengatakan perang semakin memburuk atau meningkat 20 persen dari jumlah tahun lalu.
Di kalangan Demokrat, jumlahnya 68 persen. Jumlah tersebut meningkat 30 persen dibandingkan jajak pendapat pada November 2011 yang berjumlah 38 persen.