Rabu 28 Mar 2012 07:36 WIB

Menlu AS Tuntut Aksi Nyata Suriah Terkait Rencana Perdamaian

Menlu AS, Hillary Clinton.
Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Menlu AS, Hillary Clinton.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Selasa (27/3), menyerukan tindakan segera dari pemerintah Suriah setelah penerimaannya atas rencana perdamaian yang diajukan oleh utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan.

Ketika ditanya mengenai keputusan Suriah oleh wartawan, Hillary --bersama Menteri Luar Estonia Urmas Paet, yang sedang berkunjung ke AS-- menghindari komentar langsungnya. Ia hanya mengutip reaksi Annan dan Dewan Nasional Suriah, yang menggambarkannya sebagai "langkah awal yang penting".

Pada Selasa (27/3) pagi, juru bicara Annan, yang menjadi utusan khusus PBB-Liga Arab bagi kriris di Suriah, mengumumkan pemerintah Suriah telah mengirim surat untuk menyampaikan penerimaannya atas rencana yang disampaikan Annan.

Rencana tersebut meliputi usul bagi gencatan senjata yang dimulai oleh pemerintah Suriah, penghentian pertempuran setiap hari guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan perawatan bagi korban cedera.

Selain itu, rencana tersebut juga mengusulkan pembicaraan antara pemerintah dan oposisi. Keputusan Suriah itu secara umum diterima baik oleh masyarakat internasional, demikian laporan Xinhua.

Mark Lyall Grant, utusan tetap Inggris di PBB dan presiden saat ini Dewan Keamanan PBB, Selasa (27/3), menyebut penerimaan tersebut sebagai "langkah penting yang mengandung potensi".

Namun Hillary mengingatkan apa yang benar-benar diperhitungkan ialah tindakan oleh pemerintah Suriah. "Mengingat sejarah (Bashar) al-Assad mengenai tak menepati janji ..., komitmen itu sekarang harus diselaraskan dengan tindakan segera," kata Menlu AS tersebut.

"Kami akan menilai kesungguhan dan ketulusan (Bashar) al-Assad melalui apa yang ia lakukan, bukan apa yang ia katakan. Jika ia siap membawa babak gelap dalam sejarah Suriah ini ke akhir, ia dapat membuktikannya melalui perintah segera agar pasukan pemerintah menghentikan tembakan dan mulai mundur dari daerah permukiman," kata Hillary.

Sementara itu, Menlu AS itu juga mendesak oposisi Suriah agar tampil dengan "visi bersatu" dalam pertemuan kedua Teman-teman Suriah yang dijadwalkan diadakan di Istanbul, Turki, pada akhir pekan ini.

"Mereka harus datang dengan sikap bersatu, satu visi jika mau, mengenai jenis Suriah yang akan mereka bangun," kata Hillary. Ia mendesak oposisi agar memperlihatkan komitmen untuk terlibat dan melindungi hak semua rakyat Suriah.

"Kami akan mendorong mereka dengan sangat kuat agar mengajukan visi semacam itu di Istanbul. Jadi kami menghadapi banyak pekerjaan antara sekarang dan Ahad (2/4)," kata Hillary Clinton.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement