REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Satu pemuda Palestina tewas setelah ditembak tentara Israel. Pemuda tersebut meregang nyawa tak lama setelah ia terluka akibat timah panas tentara Israel saat terjadi bentrokan di bagian utara Jalur Gaza, Jumat (30/3) waktu setempat, atau Sabtu (31/3).
Juru bicara petugas medis, Adham Abu Selmia mengungkapkan, korban diketahui bernama Mahmoud Zaqout. Pemuda 20 tahun itu mengalami luka serius akibat tembakan tentara Israel di dekat titik persimpangan Erez antara Gaza dan Israel.
"Mahmoud meninggal tak lama setelah ia tiba di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara," kata Abu Selmia, seperti dinukil Xianhua.
Selain menewaskan satu orang, bentrokan itu juga membuat sekitar 30 orang cedera. Sebagian besar warga Palestina terluka ditembak ketika mereka melempari pasukan Israel di persimpangan Erez. Bentrokan terjadi saat para demonstran Palestina memperingati 36 tahun Hari Bumi pada Jumat (30/3) kemarin di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bentrokan tak terhindarkan saat pasukan keamanan Israel memperketat penjagaan.
Hari Tanah (The Land Day) adalah acara tahunan yang menandai protes pendudukan Israel terhadap Palestina. Mereka memrotes kebijakan tanah Israel yang diklaim bersikap diskriminatif terhadap Palestina. Hari Tanah juga memperingati peristiwa 1976 ketika warga Arab memprotes perampasan tanah dan bangunan warga Palestina oleh Israel yang berujung banyaknya korban tewas.
Selain itu, Hari Tanah Palestina diperingati untuk mengingatkan rakyat Palestina akan tindakan rezim zionis Israel yang telah merampas ribuan hektar tanah milik publik dan individu di berbagai wilayah di Palestina, khususnya di wilayah Galilea. Perampasan itu mendorong warga Arab di Palestina untuk mendeklarasikan aksi mogok massal, yang ketika itu menjadi perlawanan pertama terbesar rakyat Palestina terhadap rezim Israel, sejak Israel pertama kali menancapkan penjajahannya di Palestina pada 1948 silam.
Israel merebut dan menduduki wilayah Palestina sejak Perang 1967 dan gencar membangun wilayah permukiman untuk kaum Yahudi, suatu tindakan yang dicela oleh masyarakat internasional, dan menjadi salah satu sebab proses perundingan perdamaian Palestina-Israel terhenti.